REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Para pemimpin dunia telah sepakat untuk meratifikasi kesepakatan iklim Paris, di markas PBB, Jumat (22/4) lalu. Ini akan menandai langkah pertama negara-negara untuk mengikat janji mengurangi emisi gas rumah kaca.
Dilansir Aljazirah, upacara penandatanganan dihadiri pemimpin dari 175 negara. Penandatanganan yang digelar bertepatan pada Hari Bumi tersebut merupakan salah satu perjanjian internasional terbesar.
"Era konsumsi tanpa konsekuensi telah berakhir," ujar Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon.
Ia mengatakan negara-negara harus meningkatkan upaya mengurangi diskarbonisasi ekonomi mereka. Selain itu Ban juga menyerukan negara-negara maju mendukung negara berkembang dalam melakukan transisi ini. "Ini adalah momen bersejarah. Hari ini Anda menandatangani perjanjian baru dengan masa depan," kata Ban seperti dilansir ABC News.
Amerika Serikat, Cina dan India, sebagai negara dengan emisi gas rumah kaca tertinggi di dunia tak diwakili oleh pejabat tertinggi mereka untuk penandatanganan. Sementara 60 kepala negara dan pemerintahan lainnya ikut dalam penandatanganan.
Presiden Prancis Francois Hollande dan Presiden Kanada Justin Trudeau merupakan dua diantara kepala negara yang hadir. Sedangkan AS diwakili oleh Menteri Luar Negeri John Kerry.
Perjanjian Paris akan mulai segera berlaku di 55 negara yang bertangung jawab pada 55 persen gas rumah kaca di dunia. Target perjanjian tersebut akan dimulai pada 2020.