Sabtu 30 Apr 2016 15:30 WIB

Rezim Suriah tak Mau Turunkan Senjata di Aleppo

Rep: RR Laeny Sulistyawati/ Red: Teguh Firmansyah
 Warga Suriah membantu seorang wanita yang selamat dari ledakan bom di kawasan Masaken Hanano, dekat Aleppo, Suriah.
Foto: AP
Warga Suriah membantu seorang wanita yang selamat dari ledakan bom di kawasan Masaken Hanano, dekat Aleppo, Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Pemerintah Suriah setuju untuk menghentikan pertempuran di dekat Damaskus dan Latakia, kecuali bombardir di Aleppo.

"Rezim menjadwalkan gencatan senjata berlaku pada pukul 01.00 pada Sabtu (30/4) dan dijadwalkan berlangsung satu hari di pinggiran Ghouta timur ibu kota dan tiga hari di pedesaan utara Provinsi Latakia," ujar militer dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari laman Aljazirah, Sabtu (30/4).

Dengan tidak memasukkan Kota Aleppo, maka sulit untuk kembali mendorong gencatan senjata secara menyeluruh serta pembicaraan damai.  Petugas penyelamat mengatakan, dalam aksi kekerasan terbaru, serangan pemerintah Suriah menghantam tiga klinik di kabupaten yang dikuasai pemberontak. "Satu serangan di kawasan al-Marja yang melukai beberapa orang, termasuk setidaknya satu perawat," katanya.

Fasilitas medis lainnya hancur di Bustan Qaser dan al-Qoba, serta tiga masjid. Tidak ada kematian dilaporkan setelah serangan tersebut. Tetapi setidaknya 10 warga sipil tewas dalam serangan terpisah di lingkungan Bustan Qaser.

Militer Suriah membantah berada di balik serangan tersebut dan justru menyalahkan teroris yang menargetkan warga. Klinik di al-Marja telah menyediakan layanan kesehatan gigi dan pengobatan untuk penyakit kronis selama sekitar lima tahun.

Wartawan Aljazirah mengatakan, klinik tersebut telah hancur dalam serangan itu. "Ini adalah pusat medis yang berhubungan dengan penyakit kronis dan operasi gigi," katanya.

Baca juga, Turki Siap Bertempur Pertahankan Aleppo dari Rezim Assad.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement