Ahad 01 May 2016 09:02 WIB

Starbucks Dituntut Pelanggan karena Minumannya Terlalu Banyak Es

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nur Aini
Logo kedai kopi Starbucks
Foto: AFP
Logo kedai kopi Starbucks

REPUBLIKA.CO.ID,CHICAGO -- Seorang perempuan menuntut Starbucks karena terlalu banyak es di dalam minuman lattenya. Stacy Pincus menuntut kerugian hingga lima juta dolar AS untuk kesalahan tersebut.

Tuntutan menyebut Starbucks hanya memberikan setengah dari minuman yang seharusnya dengan mencampur lebih banyak es balok. Seperti dikutip Daily Mail, Sabtu (30/4) tuntutan ini diajukan melalui Steven Hart with Hart, McLaughlin & Eldridge di Chicago.

Menurut iklan di kedai Starbucks yang didatangi Pincus, mereka menjual ukuran Tall (12 oz.), Grande (16 oz.), Venti (24 oz.), dan Trenta (30 oz.) dengan harga yang tertera. Namun ketika barista menambahkan es lebih banyak maka mereka mendapat lebih sedikit dari itu dengan bayaran yang sama.

Minuman ber-es juga dipatok dengan harga lebih mahal daripada minuman panas. "Mereka mengambil untung dari situ," kata tuntutan. Pada 2014, es teh adalah produk yang paling banyak menghasilkan keuntungan.

Dokumen pengadilan juga menyebut Starbucks lebih mengiklankan ukuran gelas minuman dinginnya di menu daripada volume minuman yang didapat kostumer dengan harga tertera. Hal ini dinilai menipu pelanggan.

Sementara menurut Starbucks, es adalah bagian penting dari minuman itu sendiri. "Sehingga tuntutan itu tidak pantas," kata perusahaan ini, dikutip TMZ. Starbucks juga mengaku tidak keberatan jika pelanggan meminta dibuatkan ulang.

Pincus mengatakan sebaiknya Starbucks membuat ukuran gelas yang lebih besar untuk menyelesaikan masalah. Ia menuduh Starbucks melakukan pengayaan dengan tidak adil, penipuan, pelanggaran jaminan tertulis dan pelanggaran jual beli. Ia juga yakin banyak pelanggan yang merasa kecewa sehingga ia ingin mewakili mereka semua.

Bulan lalu, Starbucks juga dituntut karena mengurangi takaran minuman panasnya. Tuntutan diajukan dua warga California, Siera Strumlauf dan Benjamin Robles yang mengklaim Starbucks mengurangi lattenya hingga 25 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement