Ahad 08 May 2016 11:39 WIB

Tiga Balita Palestina Tewas, Hamas-Fatah Saling Menyalahkan

Rep: Gita Amanda/ Red: Nur Aini
bendera palestina
Foto: www.worldbulletin.net
bendera palestina

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Faksi-faksi politik di Palestina saling menyalahkan atas kasus tewasnya tiga balita akibat rumah mereka terbakar lilin. Keluarga tersebut menggunakan lilin karena krisis listrik yang telah lama melanda wilayah tempat tinggal mereka.

Pejabat gerakan Hamas yang berbasis di Gaza dan Otoritas Palestina yang berbasis di Tepi Barat saling tuding atas kematian rahaf, Yousra, dan Nasser al-Hendi, yang berusia antara satu hingga empat tahun. Mereka masing-masing menuduh satu sama lain bertanggung jawab.

Lebih dari 600 warga Palestina keluar pada Sabtu (7/5) untuk menghadiri pemakaman tiga anak yang rumahnya dilalap api sehari sebelumnya di kamp pengungsi al-Shati. Para pemimpin organisasi Hamas dan faksi-faksi bersenjata lokal juga hadir melayat dan mengecam kematian ketiganya.

"Seluruh dunia menyadari penderitaan Gaza. Otoritas Palestina adalah orang yang bertanggung jawab untuk ini," kata anggota Hamas Ehab al-Badrasawi dalam sebuah wawancara dengan Aljazirah di rumah keluarga Hendi.

Menyinggung serangan udara Israel di Gaza dalam beberapa hari terakhir, pemimpin politik senior Hamas Ismail Haniyeh mengatakan pada Sabtu bahwa Otoritas Palestina terlibat dalam krisis listrik karena kerja sama terakhir dengan Israel.

"Pesawat musuh membakar lahan dan rumah, mengepung dan melumpuhkan dan membakar anak-anak kita. Lampu-lampu masa depan kita," kata Haniyeh.

Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas menelepon keluarga yang berduka pada hari Sabtu untuk mengungkapkan belasungkawa. Otoritas menurut laporan media lokal telah menawarkan untuk membangun kembali rumah keluarga Hendi.

Dalam pernyataan yang dirilis pada hari Sabtu, juru bicara Otoritas Palestina Yousef Mahmoud mengecam Hamas untuk "tuduhan palsu". Ia bersikeras bahwa kematian itu adalah "tragedi bagi seluruh rakyat Palestina".

Kantor pers Otoritas Palestina tidak menanggapi permintaan Aljazirah untuk berkomentar lebih lanjut.

Mohammed al-Hendi, ayah ketiga balita, mengisahkan hari-hari terakhir mereka bersama. Menurutnya ketiganya baru saja dari pantai dan pulang ke rumah saat mendapati listrik sudah tak menyala lagi. Hendi mengatakan ketiga anaknya pun tidur. Hendi menggunakan lilin untuk menerangi rumah mereka akibat listrik padam.

"Aku pergi keluar untuk membeli makan malam. Ketika saya pulang, mereka bilang anak saya terbakar hidup-hidup," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement