REPUBLIKA.CO.ID, Hari ini pada 1998, Pakistan meledakkan lima perangkat nuklir bawah tanah dalam menanggapi uji coba nuklir India dua pekan lalu. Langkah Pakistan ini menimbulkan kecaman dari seluruh dunia dan kekhawatiran konflik nuklir di salah satu wilayah paling stabil di dunia.
Para pejabat Pakistan mengatakan, perangkat itu meledak di bawah tanah di wilayah Baluchistan dekat perbatasan Afghanistan. Tak lama setelah itu, Perdana Menteri Nawaz Sharif muncul di televisi negara dan mengatakan lima uji coba nuklir India telah membuat tindakan tak terelakkan.
Perdana menteri mengatakan, respons Pakistan sepenuhnya didukung masyarakat dan respons lemah masyarakat internasional untuk uji coba India. Setelah pidato nasional, Sharif mengatakan siap untuk pembicaraan lebih dengan India pada pakta non-agresi.
Terjadi keributan di parlemen Inda ketika berita itu diumumkan. Perdana Menteri India Atal Behari Vajpayee mengatakan tindakan Pakistan dibenarkan keputusan India untuk melakukan uji coba sendiri.
Negara-negara Barat dengan cepat mengutuk tindakan Pakistan. Presiden Amerika Serikat Bill Clinton mengatakan Pakistan telah kehilangan peluang yang benar-benar tak ternilai harganya dengan tidak menahan diri. "Pakistan sekarang akan menghadapi sanksi," katanya.
NATO mengatakan, uji coba ini adalah perkembangan yang berbahaya dan juga memperingatkan munculnya sanksi.
Pakistan dan India tidak hanya memasuki perlombaan senjata nuklir baru, tetapi memperluas anggota kekuatan nuklir di seluruh dunia yang mencakup AS, Rusia, Cina, Inggris, Prancis, Korea Utara dan Israel.
Selanjutnya: Cikal Bakal Organisasi Amnesty International