Kamis 02 Jun 2016 18:34 WIB

Benarkah Ottoman Bantai Ratusan Ribu Warga Sipil Armenia?

Rep: Gita Amanda/ Red: Achmad Syalaby
Pasukan Ottoman dalam peperangan Varna, Bulgaria.
Foto: Wikipedia.org
Pasukan Ottoman dalam peperangan Varna, Bulgaria.

REPUBLIKA.CO.ID, Armenia selama ini mengklaim ratusan ribu orang Armenia meninggal pada 1915 di tangan Turki Ottoman. Banyak dari warga sipil meninggal setelah dideportasi ke daerah gurun tandus di mana mereka akhirnya meninggal karena kelaparan dan kehausan. Ribuan lainnya juga disebut-sebut tewas karena pembantaian.

Penolakan Turki akan tuduhan genosida Armenia, menunjukkan kisah berbeda dari tesis Armenia yang menyatakan pemerintah Ottoman memiliki niat resmi memusnahkan bangsa Armenia.  Asosiasi Mahasiswa Turki di Universitas Stanford di situs web.stanford.edu, mengisahkan ketika Perang Dunia I dimulai, Armenia membentuk milisi untuk membantu pasukan Rusia masuk ke Anatolia.

Pemberontakan besar-besaran di berbagai belahan Anatolia, terutama kota Van, menciptakan kepanikan di barisan tentara Turki. Pada Februari 1915, populasi Muslim dan lokal Armenia di negara itu juga sedang terlibat konflik komunal yang sengit.

Pada April 1915, Ottoman menarik pasukannya dari timur dan Armenia menguasai beberapa provinsi tertentu di wilayah itu. Pada akhir April, Ottoman memerintahkan relokasi warga Armenia. Bulan-bulan selanjutnya warga Armenia mengalami penderitaan kala diangkut ke provinsi kekaisaran Suriah. Mereka banyak diserang oleh kelompok lokal, geng, menderita kelaparan dan terkena epidemi. Kesulitan melalui wilayah pegunungan dan gurun juga membuat mereka menderita.

Relokasi warga Armenia dimulai setelah tentara Rusia dan Armenia bergerak ke Anatolia. Sebagain relokasi terbatas pada wilayah-wilayah di sekitar garis pertempuran. Tapi kekejaman juga terjadi di provinsi-provinsi yang berada di bawah kontrol Armenia. Kekejaman skala yang sama berlangsung dan populasi Muslim banyak yang melarikan diri untuk menyelamatkan kehidupan mereka.

Sejarawan terkemuka Bernard Lewis dan Stanford Shaw menyatakan tak ada kebijakan resmi pemerintah terkait perintah genosida. Klaim ini didasarkan pada arsip Utsmani yang komprehensif menyatakan tak ada dokumen yang menunjukkan adanya rencana untuk hal itu.

Setelah Ottoman kalah perang, British High Commission di Istanbul menangkap 144 petinggi Ottoman. Mereka dideportasi ke Malta untuk diadili atas tuduhan merugikan warga Armenia. (Baca: Kasus Armenia Buat Hubungan Turki-Jerman Tegang).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement