Jumat 03 Jun 2016 07:32 WIB

India Luncurkan Bus Antikekerasan Seksual

Rep: Gita Amanda/ Red: Teguh Firmansyah
Aksi unjuk rasa terhadap maraknya aksi pemerkosaan di India
Foto: wonderslist.com
Aksi unjuk rasa terhadap maraknya aksi pemerkosaan di India

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- India memasang tombol 'panik' dan perangkat darurat lainnya di bus-bus di seluruh negeri. Pemasangan ini dilakukan untuk menanggapi insiden geng pemerkosaan mematikan pada 2012 yang memicu kecaman dan protes global.

Kebijakan baru ini disahkan menjadi undang-undang oleh parlemen India pada Kamis (2/6), untuk mencegah kekerasan seksual. Perangkat pengawas juga dilengkapi kamera CCTV dan sistem pelacakan kendaraan. Ketika tombol ditekan maka pesan darurat akan dikirim ke ruang kontrol polisi. Nantinya petugas dapat memantau bus tersebut.

Prangkat baru akan di pasang di bus-bus baru. Sementara pemasangan di bus tua akan dilakukan secara bertahap.

Sebuah bus percontohan sudah berjalan di negara bagian Rajasthan India. Ada sekitar 10 bus mewah dan 10 bus reguler yang dilengkapi dengan perangkat darurat tersebut.

Menurut data pemerintah yang diperoleh Aljazirah, diperkirakan ada 1.676.500 bus umum dan swasta yang terdaftar di India pada 2012. Bulan lalu, kementerian komunikasi mengeluarkan peraturan yang mengharuskan semua ponsel keluaran 2017 yang dijual di negara itu menyertakan tombol 'panik'. Untuk tahun 2018, semua ponsel harus mencakup sistem navigasi GPS.

Sekretaris Jenderal Federasi Nasional Perempuan India Annie Raja mengatakan, alih-alih mengatasi masalah yang sebenarnya, undang-undang baru ini hanya akan berfungsi memantau perempuan atas nama perlindungan dan keselamatan. Sebab menurutnya India memiliki nilai-nilai sosial dan cara berpikir patriarkis.

Baca juga, Usai Diperkosa Beramai-Ramai, Gadis India Digantung di Pohon.

Raja menambahkan sudah ada beberapa hukum yang melindungi perempuan di India. Namun pelaksanaannya tak dilakukan. Pada 2012, kejahatan perkosaan di sebuah bus di India memicu kemarahan dan kecaman di seluruh negeri serta dunia internasional.

Menurut Sehjo Singh dari kelompok ActionAir India, insiden geng pemerkosaan jadi momen masyarakat India lebih terbuka. Sejak itu lebih banyak perempuan India berbicara secara terbuka mengenai pelecehan dan kekerasan seksual.n Gita Amanda

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement