REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengiyakan adanya kecurigaan Cina mendanai dan mempersenjatai nelayan-nelayan mereka untuk menegaskan klaim di Laut Cina Selatan.
Ia menyatakan akan mengantisipasi hal tersebut dengan menambah kekuatan militer Indonesia di Pulau Natuna, Kepulauan Riau. “Akan kita tempatkan tiga kapal besar, kapal-kapal kecil untuk patroli, dan pesawat-pesawat tempur,” kata Menhan saat ditemui Republika selepas menjadi pembicara dalam Dialog Pertahanan Shangri-La ke-15 di Singapura, Sabtu (4/6).
Natuna, menurut Menhan akan jadi salah satu pangkalan militer terdepan Indonesia di Laut Cina Selatan. Komentar Ryamizard ia keluarkan menyusul terjadinya dua insiden penerobosan wilayah laut Indonesia oleh nelayan Cina di perairan sebelah utara Pulau Natuna dua bulan belakangan.
Dalam dua insiden tersebut, Cina melayangkan protes karena menganggap nelayan mereka berada dalam wilayah “pemancingan tradisional” pelaut-pelaut Cina.
Sedangkan pihak Indonesia bersikeras bahwa lokasi penangkapan masuk dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) poiu7Indonesia.
Saat ditanyai soal dugaan bahwa Cina membiayai dan mempersenjatai nelayan mereka yang berlabuh ke batas-batas negara lain, Menhan tak menampik. “Iya, kita sudah tahu,” ujarnya singkat.
Menurut Menhan, para pelaut Cina leluasa memasuki laut Indonesia karena wilayah tersebut kurang terawasi. “Dulu kan kosong, jadi mereka leluasa. Sekarang tidak lagi,” kata Ryamizard.
Baca juga, Bahas Laut Cina Selatan, Cina Marah dengan Negara Maju.