Senin 06 Jun 2016 14:55 WIB

Taiwan tidak Akui Zona Pertahanan Udara Cina di Laut Cina Selatan

Citra satlit pada April 2015 menunjukkan landasan udara yang sedang dibangun di Karang Fiery Cross, Laut Cina Selatan.
Foto: reuters
Citra satlit pada April 2015 menunjukkan landasan udara yang sedang dibangun di Karang Fiery Cross, Laut Cina Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Menteri pertahanan baru Taiwan mengatakan pada Senin (6/6), tidak akan mengakui wilayah pertahanan udara apa pun yang dinyatakan Cina di atas Laut Cina Selatan.

Para pejabat AS telah menyampaikan kekhawatiran keputusan pengadilan internasional dalam beberapa pekan ke depan terkait kasus yang diajukan Filipina terhadap Cina atas klaimnya di Laut Cina Selatan dapat memicu Beijing menyatakan sebuah zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ), seperti yang dilakukan di atas Laut Cina Timur pada 2013.

Cina mengklaim sebagian besar wilayah Laut Cina Selatan, yang dilewati oleh kapal-kapal perdagangan senilai lima triliun dolar AS tiap tahunnya. Filipina, Malaysia, Taiwan, Vietnam dan Brunei Darussalam juga memiliki klaim atas wilayah yang sama, begitu pula dengan adanya ikatan militer yang erat dengan AS.

"Kami tidak akan mengakui ADIZ apa pun oleh Cina," Menteri Pertahanan Taiwan, Feng Shih Kuan mengatakan kepada para anggota parlemen dalam sebuah rapat.

Pernyataan itu muncul setelah pemerintahan baru Taiwan di bawah Presiden Tsai ing Wen, dari partai yang condong ke arah kemerdekaan, diambil sumpahnya saat pengangkatan pada bulan lalu. Partai Demokratis Progresif pimpinan Tsai menggulingkan kekuasaan nasionalis yang dekat dengan Cina dan telah menjabat di pulau itu selama delapan tahun.

Cina mendapatkan komentar tajam dari Jepang dan AS saat mereka memberlakukan ADIZ, wilayah dimana pesawat diharuskan untuk mengidentifikasi mereka kepada pihak berwenang Cina, di atas Laut Cina Timur.

Cina belum mengonfirmasi atau menyangkal perencanaan zona tersebut di Laut Cina Selatan, dan menyatakan sebuah keputusan akan didasarkan oleh tingkat ancaman dan mereka memiliki segala hak untuk memberlakukannya.

"Ke depannya, kami tidak menyingkirkan kemungkinan akan pemberlakukan ADIZ oleh Cina. Jika Cina mengarah kepada jalan ini, itu akan dapat menimbulkan ketegangan baru di wilayah itu," Biro Keamanan Nasional Taiwan mengatakan dalam sebuah laporan yang diserahkan kepada parlemen.

Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan pada Ahad (5/6) AS akan mempertimbangkan segala langkah Cina terkait zona pertahanan udara di atas Laut Cina Selatan dan menyebutnya sebagai sebuah hal yang provokatif dan menggoyahkan stabilitas.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement