Senin 06 Jun 2016 15:36 WIB

Resolusi Armenia, Erdogan Pertanyakan Holocaust Jerman

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Foto: AP Photo
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Ahad (5/6) meminta Jerman menjawab mengenai holocaust yang dilakukan orang Jerman. Itu adalah tanggapan marah Presiden Turki karena Jerman mengesahkan resolusi yang mengakui pembunuhan orang Armenia oleh Kekhalifahan Utsmaniyah (Ottoman) di Turki sebagai pemusnahan suku bangsa.

"Jerman, sekali lagi saya ulangi, kalian mesti menjawab masalah holocaust lebih dulu," kata Erdogan, di Istanbul. Ia merujuk kepada pembantaian orang Yahudi oleh Nazi Jerman selama Perang Dunia II.

"Bagaimana kalian bisa memusnahkan ratusan ribu orang Namibia? Kalian harus menjawab ini juga," ujarnya mempertanyakan pidato pembukaan yang diberikan oleh Sabahattin Zaim University.

Pembantaian penduduk Herero dan Nama oleh Kekaisaran Jerman di wilayah Jerman di Afrika barat daya, yang kini menjadi Namibia, antara 1904 dan 1907 selama Perang Herero. Peristiwa itu dipandang sebagai pemusnahan suku bangsa pertama abad ke-20.

Resolusi Jerman mengenai pembunuhan orang Armenia disahkan pada Kamis (2/6) oleh Majelis Rendah Parlemen negeri itu, tindakan yang segera memicu kemarahan di Turki. Armenia dan Turki tak sepaham mengenai peristiwa yang melibatkan orang Armenia selama Perang Dunia I.

Selama Perang Dunia I, 1,5 juta orang Armenia diduga tewas di tangan Kekhalifahan Utsmaniyah pada 1915. Turki membantah tuduhan bahwa semua itu adalah pemusnahan suku bangsa.

Lebih dari 20 negara di dunia secara resmi mengakui pembunuhan tersebut sebagai pemusnahan suku bangsa. Sebagai reaksi, Turki menarik duta besarnya dari Berlin. Erdogan serta Perdana Menteri Binali Yildirim telah bergabung dengan pejabat lain yang mengecam rancangan undang-undang Jerman itu.

Selama pidato pada Ahad, Erdogan mengatakan, Jerman adalah negara terakhir yang berhak memberi suara mengenai pemusnahan suku bangsa. Sekali lagi, Erdogan mengundang para ahli arkeologi, anggota badan legislatif, dan ahli sejarah Jerman untuk datang ke Turki guna melakukan penyelidikan lebih jauh.

Ia menekankan, Turki cukup berani untuk mengakui masa lalunya jika memang benar pembunuhan orang Armenia bisa dibuktikan sebagai pemusnahan suku bangsa. Erdogan dalam beberapa pidato sehari sebelumnya di Istanbul, Turki, kembali menyatakan takkan pernah menerima tuduhan mengenai pemusnahan suku bangsa terhadap orang Armenia dan menyatakan masalah tersebut digunakan untuk memeras Turki.

Baca: Erdogan Minta Perempuan Turki Punya Banyak Anak

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement