Selasa 14 Jun 2016 14:42 WIB

Burkini Asal Australia, Bukan Sekadar Pakaian Renang

Mecca Laalaa di pantai Cronulla, tahun 2016.
Foto: abc
Mecca Laalaa di pantai Cronulla, tahun 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Seperti apakah kehidupan Muslimah di Australia? Pertanyaan ini tidak hanya diajukan oleh mereka yang tinggal di luar Australia, tetapi juga mereka yang tinggal di Australia sendiri. 

Pemberitaan di media massa soal Islam yang belakangan kerap dikaitkan dengan aksi teroris telah membuat sejumlah Muslim di negara-negara Barat seperti terasingkan di negerinya sendiri. 

Di Australia, misalnya, kesalahpahaman dan ketidaktahuan soal ajaran Islam membuat sekelompok kecil di Australia melalukan penentangan dari aturan Islam. Telah ada sejumlah unjuk rasa yang menuntut tidak diperbolehkannya penjualan produk halal dan pelarangan penggunaan hijab atau tutup rambut dan kepala bagi Muslimah. 

Inilah yang menjadi alasan mengapa digelar pameran berjudul Faith, Fashion, Fusion yang mengangkat gaya berbusana Muslimah di Australia. Setelah digelar di beberapa kota, seperti di Sydney dan Melbourne, kini giliran Ibu Kota Canberra yang menjadi tuan rumah pameran hingga 4 September mendatang.

National Archives of Australia terpilih menjadi tempat berlangsungnya pameran. "Pameran ini bertujuan memperkenalkan keberagaman budaya yang ada dalam satu agama, yakni Islam," ujar Glynis Jones kepada Australia Plus.

"Dalam Islam, para perempuannya tidak hanya menutup pakaian dan wajah seperti budaya Arab, tapi ada juga gaya penutup rambut seperti di Turki, Lebanon, termasuk Indonesia," ujar Glynis Jones.

Dalam pameran ini pun ada sejumlah sosok Muslimah yang diangkat untuk berbagi pengalaman hidupnya sebagai perempuan penganut Islam yang hidup di negara Barat. Salah satunya adalah Mecca Laalaa Hadid. Dalam pameran ini terpampang foto Mecca menggunakan burkini berwarna merah dan kuning. 

Saat itu, Mecca sedang berpartisipasi dalam program On the Same Wave, yang mengajak anak-anak muda dari kalangan Muslim ikut berlatih sebagai penjaga pantai di Australia. 

Program On the Same Wave pun sebagai tanggapan atas peristiwa kerusuhan yang dikenal dengan nama Cronulla Riots di 2005, yang melibatkan anak-anak keturunan kulit putih, Timur Tengah, dan sejumlah penjaga pantai Cronulla di New South Wales.

"Banyak orang yang belum pernah bertemu dengan Muslim dan Muslimah sebelumnya dan mereka berpikir kita ini tidak terdidik atau budak di rumah. Program ini sangat efektif untuk mengubah kesan yang dimiliki orang-orang," ujar Mecca, seperti yang dikutip dari situs Powerhouse Museum, lembaga yang menggelar pameran gaya hidup Muslimah tersebut.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/gaya-hidup-nad-kesehatan/burkini-asal-australia-bukan-sekedar-pakaian-renang/7506852
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement