Kamis 16 Jun 2016 13:27 WIB

Di Bawah Bayang-Bayang Cina, Obama Apresiasi Dalai Lama

Rep: Puti Almas/ Red: Teguh Firmansyah
Pemimpin spiritual Dalai Lama.
Foto: Ora TV
Pemimpin spiritual Dalai Lama.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Juru bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan, pertemuan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama dan Dalai Lama ditujukan untuk menyampaikan apresiasi.

Hal ini atas ajaran dan keyaninan pemimpin spiritual Tibet itu dalam melestarikan tradisi keagamaan, budaya, serta bahasa di salah satu wilayah Cina itu.

Pertemuan yang dijadwalkan dilakukan pada Rabu (15/6) tersebut juga sekaligus menjadi ajang Obama menyampaikan rasa terima kasih pada Dalai Lama. Sebelumnya, ia mengungkapkan belasungkawa bagi para korban penembakan massal di sebuah kelab malam gay di Orlando, Florida.

Sebelumnya, Cina memperingatkan AS, pertemuan itu berpotensi merusak hubungan diplomatik kedua negara. Belakangan, ketegangan antara dua negara juga terjadi akibat klaim Beijing atas wilayah teritorialnya di Asia Timur.

Meski demikian, Gedung Putih menyatakan pertemuan yang bersifat pribadi ini tidak akan mengubah pandangan AS terhadap Cina. Tibet, tetap dipertimbangkan sebagai bagian dari wilayah Negeri Tirai Bambu itu.

"Posisi AS dalam mempertimbangkan Tibet adalah bagian dari Cina tidak berubah dengan pertemuan ini," ujar Earnest dilansir Reuters, Kamis (16/6).

Baca juga, Dalai Lama Gemas dengan Sikap Suu Kyi Terhadap Kasus Rohingya.

Sebelumnya, Dalai Lama mengungkapkan bahwa akan membicarakan kondisi Tibet saat ini dalam pertemuan dengan Obama. Ia membantah adanya kepentingan politik bagi wilayah itu untuk memisahkan diri dari Cina. 

"Asalkan kami memiliki hak penuh untuk melestarikan budaya, ilmu dan filsafat Budhha, tentu tidak ada permasalahan yang mengharuskan hal itu terjadi," ujar pria berusia 80 itu.

Dalai Lama menuturkan ia pernah berbicara dengan Presiden Cina Xi Jinping mengenai Budha. Dalam pembicaraan itu keduanya sepakat bahwa agama tersebut merupakan bagian penting dari budaya Cina.  "Jadi ini adalah sesuatu yang baru bagi pemimpin Partai Komunis yang menanggapi dengan positif mengenai Budha," katanya menambahkan.

Sejak lama, Pemerintah Cina mengkategorikan Dalai Lama sebagai seorang separatis berbahaya. ia disebut telah menggunakan agama untuk kepentingan politik dan mencoba memisahkan Tibet dari wilayah negara tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement