REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Lima puluh lima warga India dilaporkan meninggal dunia akibat sambaran petir saat hujan deras dan cuaca buruk melanda Negeri Anak Benua tersebut.
Korban petir terbanyak berasal dari Distrik Nalanda, Aurangabad, Rohtas, serta Purnea di pelosok Bihar. Times of India melaporkan, dalam 24 jam terakhir ada 47 tewas tersambar petir.
Hujan deras juga memicu luapan sungai serta longsor yang menambah jumlah korban jiwa serta luka-luka. Di Uttar Pradesh, negara bagian yang juga mengalami cuaca buruk, sedikitnya 13 orang tewas.
Nalanda, Aurangabad, Rohtas dan Purnea merupakan distrik yang paling parah dilanda cuaca ekstrem. Seorang pria dan anaknya menjadi korban sambaran petir saat mereka berjalan pulang dari lapangan Desa Darmikala dekat kantor Polisi Tandwa. Sementara itu, di bawah kantor polisi Daudnagar terdapat satu orang menjadi korban sambaran petir di Aarai dan Desa Pansa.
Menteri Penanggulangan Bencana India, Chandrashekhar menyatakan korban sambaran petir tahun ini di luar perkiraan. Bantuan logistik serta santunan kini sedang diarahkan ke Bihar yang dilanda bencana paling parah. "Korban tewas diperkirakan bisa bertambah," kata dia.
Insiden warga tewas tersambar petis cukup lazim di Negeri Hindustan. Rata-rata korbannya adalah petani yang nekat pergi ke ladang meski hujan deras. Tetapi, baru kali ini jumlah korban mencapai 40 jiwa.
Berdasarkan catatan Biro Kriminal Nasional India (NCRB), warga tewas tersambar petir dua tahun lalu mencapai 2.500 kasus. Musim hujan di India biasa dimulai Juni hingga November. Namun ada kemungkinan banjir akan melanda sebagian wilayah lebih parah dibanding tahun-tahun sebelumnya akibat perubahan iklim.