REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Departemen Pertahanan mengumumkan pendanaan senilai 12 juta dolar AS untuk kebutuhan pembangunan fasilitas baru di Australian National University (ANU) dalam rangka meningkatkan tenaga kerja di sektor keamanan internet Australia.
Proyek bersama ini akan didanai dari anggaran pertahanan yang sudah disediakan. Begitu pembangunannya rampung, gedung ini akan menampung 70 mahasiswa, akademisi dan staf dari agen keamanan siber Departemen Pertahanan dan Direktorat Intelijen Australia.
Investasi ini akan memungkinkan ANU dan Departemen Pertahanan berkolaborasi pada area penelitian termasuk komputasi kinerja-tinggi, analisis data dan keamanan siber. Menteri Pertahanan Marise Payne mengatakan sementara kemitraan itu tidak biasa, dirinya berharap kerja sama ini akan mendorong mahasiswa untuk mendalami program-program ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Saya pikir ini merupakan kesempatan besar bagi orang-orang Australia dan perempuan muda yang melihat masa depan untuk diri mereka sendiri di bidang STEM, dalam ilmu pengetahuan, teknologi, teknik maupun matematika. Ini adalah pekerjaan masa depan yang akan menjadi bagian dari ekonomi abad modern, ke-21," katanya.
Wakil Rektor ANU, Profesor Brian Schmidt mengatakan fasilitas baru ini akan menjadi sangat penting untuk menghasilkan tenaga kerja yang terampil dan mampu memecahkan masalah keamanan siber di masa depan. "Kami memiliki salah satu departemen ilmu komputer yang terbaik di dunia, salah satu departemen matematika terbaik di dunia," katanya.
"Mereka akan digabungkan di bidang baru dari keamanan siber yang mempengaruhi semua orang, setiap transaksi bank dan hampir semua hal yang Anda bisa bayangkan akan berhubungan dengan bidang ini di masa depan. Saya pikir benar-benar penting dapat bekerja sama dengan Pemerintah Federal dengan keahlian Kami dan melakukan sesuatu yang besar untuk bangsa," katanya.
Payne juga mengatakan meningkatkan kesadaran tentang peran masyarakat dalam keamanan siber juga penting untuk mengatasi masalah ini di masa depan. "Departemen Pertahanan akan sangat banyak terlibat bersama dengan Departemen Jaksa Agung dan badan-badan intelijen lainnya, untuk memastikan industri, staf mereka dan masyarakat mampu mencari informasi dan melengkapi diri sendiri untuk menghindari serangan dan ancaman keamanan siber yang mungkin," katanya.