REPUBLIKA.CO.ID,KIEV -- Pemerintah Cina tengah bersiap melakukan investasi di Ukraina. Salah satunya dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di sekitar wilayah Chernobyl, Ukraina.
Pada masa lalu, Chernobly dikenal lantaran kebocoran radioaktif Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pada akhir dekade 80an. Akibat insiden kebocoran radioaktif tersebut, ribuan warga harus dievakuasi dari wilayah tersebut, yang luasnya mencapai 80 ribu mil persegi.
Namun, berdasarkan Kementerian Ekologi dan Sumber Daya Alam Ukraina, pemerintah Cina telah menawarkan pembangunan pembangkit listrik tenaga surya. Lokasi pembangunan PLTS itu pun berada di sekitar lokasi PLTN tersebut. Rencananya, pemerintah Cina bakal membangun PLTN dengan daya mencapai 1.000 megawatt (MW).
''Pihak Cina telah menawarkan membangun 1.000 MW Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Ukraina, tepatnya di Chernobyl. Lokasinya dekat dengan PLTN. Biaya pembangunan pembangkit listrik tersebut diperkirakan mencapai 1,5 hingga 1,8 miliar dolar AS,'' tulis keterangan resmi Kementerian Ekologi dan Sumber Daya Alam Ukraina, seperti dikutip Sputniknews, Kamis (30/6).
Sebelumnya, akibat insiden kebocoran radioaktif, PLTN yang berada di Chernobyl akhirnya ditutup pada 26 April 1986. Pada saat itu, paparan radioaktif dari kebocoran PLTN itu dilaporkan mencapai sebagian besar wilayah Ukraina, dan sebagian kecil wilayah Belarusia, dan kawasan Balkan. Pada saat itu, Ukraina masih menjadi bagian dari Uni Sovyet.