Selasa 05 Jul 2016 09:38 WIB

Reaksi Liga Arab, OKI, dan Al-Azhar Mesir Soal Bom Madinah dan Qatif

Asap hitam membumbung setelah ledakan bom di luar lingkungan kompleks Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi, Senin (4/7).
Foto: EPA/Saudi Press Agency
Asap hitam membumbung setelah ledakan bom di luar lingkungan kompleks Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi, Senin (4/7).

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Aksi bom bunuh diri yang terjadi di Kota Madinah, Arab Saudi, pada Senin (4/7) malam, mengundang keprihatinan dan reaksi keras dari berbagai pihak. Apalagi peristiwa ini terjadi tak jauh dari Masjid Nabawi.

Setelah menyampaikan bela sungkawa, Sekjen Liga Arab, Ahmad Abu al-Ghaidh, seperti di lansir alarabiya.net, Selasa (5/7)// menyatakan, rentetan aksi bom bunuh diri ini semakin mempertegas jati diri para pelaku, bahwa teroris tidak beragama dan tak memiliki tanah air.”Apalagi mereka melakukannya pada bulan dan tempat yang suci,” katanya.  

Ia menegaskan sikap Liga Arab jelas, melawan segala bentuk terorisme. Menurutnya, peristiwa ini membuktikan perlunya upaya bersama, di level dunia Arab, negara-negara Islam, dan keterlibatan internasional memerangi terorisme. Ia pun mengingatkan generasi muda Islam untuk tak terjebak dalam gerakan dan ideologi radikal.

Senada dengan Abu al-Ghaidh, secara terpisah, Menteri Komunikasi Yordania, Muhammad al-Mumini, menyebut para teroris sejatinya adalah penakut dan pecundang, menargetkan Masjid Nabawi ataupun Kota Qatif.   

Aksi bom bunuh diri yang hendak menyasar umat Islam dari berbagai negara di Masjid Nabawi itu, adalah tindakan keji, di tengah-tengah persiapan memyambut Idul Fitri dan menyempurnakan akhir Ramadhan.” Ini bukti kekuatan jahat yang menargetkan dunia Arab dan umat Islam,” ujarnya.

Sementara itu, Sekjen Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Iyad Amin Madani, menyebutkan pelaku yang menargetkan Masjid Nabawi, dan sejumlah kota di Arab Saudi, seperti Qatif, dan lainnya, tentu sudah tercana dan sistematis.

Ia menganalisis, tujuanya tak lain adalah menciptakan horor dan instabilitas di Arab Saudi yang merupakan jantung terakhir stabilitas dan keamanan kawasan, bahkan secara umum di Dunia Islam.

Iyad mengatakan, mustahil seorang Muslim yang benar-benar Muslim, akan bunuh diri dan membunuh orang tak berdosa, terlebih ini di bulan dan tempat yang suci. “Manusia pun mestinya tak mungkin mengingkari rasa kemanusiaan, rasionalitas, dan nuraninya,” paparnya. OKI, imbuhnya, mendukung langkah-langkah yang diambil Arab Saudi dalam menangani peristiwa ini, tak terkecuali penanganan terhadap terorisme secara komprehensif dari berbagai aspek.

Di Mesir, dalam pernyataan resminya yang diterima Republika Selasa (5/7), Grand Syekh al-Azhar, Ahmad ath-Thayib, menyebut, pelaku bom bunuh diri yang menghalalkan darah orang tak berdosa, tak berakhlak, tak berperasaan, dan tak beragama, sehingga mendorong mereka membunuh jiwa tak berdosa dan menodai tanah yang suci.

“Agama mana, etika apa, dan nurani manusia mana yang tega meledakkan diri mereka untuk membunuh orang tak berdosa, yang tengah beribadah di rumah-rumah Allah yang suci,” kata sosok yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Majelis Hukama al-Muslimin ini. Ia pun mengingatkan siapapun yang berupaya menghancurkan Masjid Nabawi, akan mendapat siksa yang pedih di dunia dan akhirat.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement