Selasa 05 Jul 2016 14:24 WIB

WNI yang Berencana ke Saudi Diminta Terus Pantau Informasi

Rep: Gita Amanda/ Red: Winda Destiana Putri
Kepulan asap hitam usai terjadi ledakan bom di luar lingkungan kompleks Masjid Nabawi, Madinah, Senin (4/7).
Foto: EPA/Saudi Press Agency
Kepulan asap hitam usai terjadi ledakan bom di luar lingkungan kompleks Masjid Nabawi, Madinah, Senin (4/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Indonesia mengatakan sejauh ini tak ada laporan adanya Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam serangkaian serangan bom di Arab Saudi.

Namun Kemenlu meminta WNI yang berencana ke Saudi untuk terus memantau informasi sebelum berangkat.

"Bagi WNI yang berencana untuk melakukan perjalanan ke Arab Saudi diimbau untuk terus memantau informasi dan perkembangan yang disampaikan melalui media sosial dan media elektronik KJRI Jeddah (@KJRIJeddah) dan KBRI Riyadh (riyadh_kbri) serta otoritas resmi Arab Saudi," kata pernyataan Kemenlu yang diterima Republika, Selasa (5/7).

Sementara untuk WNI yang sedang melakukan ibadah Umrah atau tinggal di Saudi, Kemenlu meminta mereka untuk tetap tenang, waspada dan menjga keamanan diri. Mereka juga diminta menjauhi tempat-tempat keramaian yang dapat menjadi sasaran target serangan.

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Riyadh dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah terus memonitor perkembangan dan berkoordinasi dengan otoritas setempat.

Hingga saat ini tak ada informasi mengenai adanya WNI yang menjadi korban tiga serangan tersebut. Saat ini ada sekitar 800 ribu WNI yang berada di Arab Saudi, termasuk sekitar 100 ribu berada di Madinah.

Serangan pertama terjadi di Jeddah pukul 03.40, kemudian di Qatif pada 19.05 dan terakhir di Madinah pada pukul 20.10. Insiden di Jeddah dan Qatif menewaskan pelaku. Sementara insiden di Madinah menewaskan sedikitnya empat orang.

(Baca juga: Bom Teror Tiga Kota di Arab Saudi: Madinah, Qatif, Jeddah)

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement