REPUBLIKA.CO.ID,RIYAD -- Raja Arab Saudi memperingatkan bahwa negaranya akan memukul dengan "tangan besi" orang-orang yang menggiring para pemuda lugu menjadi ekstremis keagamaan. Tekad itu dinyatakan Raja Salman setelah para pengebom bunuh diri menyerang tiga kota yang terlihat secara terkoordinasi.
Ketika menyampaikan pidato menyambut Idul Fitri, Raja mengatakan tantangan utama yang dihadapi Arab Saudi adalah menjaga masa depan para pemuda yang menghadapi risiko terkena radikalisasi. "Kita akan memukul dengan tangan besi pihak-pihak yang menargetkan pikiran dan pandangan...para pemuda kita," kata raja berusia 80 tahun itu.
Empat petugas keamanan tewas dalam serangan-serangan pada Senin, yang menargetkan kalangan diplomat Amerika Serikat, jamaah Muslim Syiah dan sebuah markas besar keamanan di sebuah masjid di kota suci Madinah. Serangan-serangan tersebut tampaknya diatur untuk terjadi bersamaan dengan hari libur Idul Fitri.
Kepala badan hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-bangsa menggambarkan pengeboman di luar masjid Nabi Muhammad di Madinah sebagai "serangan terhadap Islam". Banyak warga Muslim terkejut bahwa tempat paling suci kedua bagi mereka itu telah dijadikan target serangan. Tidak ada kelompok yang menyatakan bertanggung jawab namun milisi-milisi ISIS telah melancarkan aksi pengeboman serupa di kerajaan tersebut pada tahun lalu dengan menargetkan kalangan minoritas Syiah dan pasukan keamanan Saudi.
Komisioner Tinggi untuk Hak Asasi Manusia PBB, Zeid Ra'ad al-Hussein, serta seorang anggota keluarga kerajaan Yordania, menyampaikan pernyataan melalui seorang juru bicara di Jenewa.
"Ini (masjid Nabi Muhammad) adalah salah satu tempat suci (bagi umat) Islam. Bahwa serangan terjadi di tempat seperti itu, bisa dianggap itu adalah serangan langsung terhadap warga Muslim di seluruh dunia," ujarnya.
Serangan militan di Madinah belum pernah terjadi sebelumnya. Madinah adalah kota tempat paling suci Islam kedua berada, yaitu masjid yang dibangun pada abad ke-7 oleh Nabi Muhammad SAW, yang juga menjadi makamnya. Serangan ke Mekkah, tempat paling suci bagi umat Islam, sangat jarang terjadi.
Keluarga kerajaan menganggap diri mereka sebagai penjaga kedua tempat suci tersebut. ISIS menganggap para penguasa Saudi murtad dan telah menyatakan niat untuk menggulingkan mereka.