Ahad 10 Jul 2016 15:44 WIB

Unjuk Rasa Penembakan Rasial Lumpuhkan Kota di AS

Demonstran menutup jalan Interstate 94 di St Paul, Minnesota, Sabtu, 9 Juli 2016. Akis itu dipicu terbunuhnya warga kulir hitam oleh polisi di Minnesota and Louisiana.
Foto: Glen Stubbe/Star Tribune via AP
Demonstran menutup jalan Interstate 94 di St Paul, Minnesota, Sabtu, 9 Juli 2016. Akis itu dipicu terbunuhnya warga kulir hitam oleh polisi di Minnesota and Louisiana.

REPUBLIKA.CO.ID, BATON ROUGE -- Unjuk rasa terhadap penembakan dua pria berkulit hitam oleh polisi melumpuhkan jalan utama di beberapa kota AS pada Sabtu, menyebabkan penahanan sejumlah orang, perkelahian dan bentrokan polisi dengan kerumunan.

Penyelenggara tidak terpengaruh oleh peningkatan kekhawatiran terkait keamanan dalam unjuk rasa setelah penembak gelap menewaskan lima polisi di Dallas pada Kamis malam dan tetap menjalankan gerakan itu di kota terbesar, New York dan di ibu kota, Washington DC serta di sejumlah kota lain.

Itu unjuk rasa besar hari ketiga berturut-turut setelah Alton Sterling (37 tahun) tewas oleh polisi di Baton Rouge pada Selasa dan Philando Castile (32) tewas di lingkungan St Paul, Minnesota. Sejumlah kota kemudian menjadi tempat unjuk rasa besar pada Sabtu.

Kematian akibat penembakan oleh polisi terkini terjadi setelah beberapa tahun pembunuhan bermasalah oleh penegak hukum, termasuk terhadap Michael Brown, remaja yang kematiannya pada musim panas 2014 menyebabkan kerusuhan dan unjuk rasa berminggu-minggu di Ferguson, St Louis.

Pada Sabtu sore, ratusan orang demonstran menutup jalan I-94, sebuah jalan besar yang menghubungkan Twin Cities dan menyebabkan kemacetan. Pengunjuk rasa, yang diperingatkan untuk bubar, melemparkan bebatuan, botol dan galah ke arah aparat, melukai setidaknya tiga orang, kepolisian St. Paul mengatakan. Aparat kemudian mulai melakukan penangkapan dan menggunakan bom asap untuk membubarkan kerumunan.

Pengunjuk rasa di tempat kejadian itu mengatakan polisi menggunakan gas air mata dan menembakkan peluru karet. Unjuk rasa di Baton Rouge menghasilkan sejumlah perkelahian petugas antihuru-hara dengan pegiat Black Panther, yang beberapa di antaranya membawa senapan.

Undang-undang Louisiana mengizinkan orang membawa senjata secara terbuka. Juru bicara kepolisian mengatakan menangkap sejumlah orang dan menyita dua senjata saat kejadian tersebut.

Setelah saling serang pada sore, polisi anti huru-hara menangkap sekitar 30 orang demonstran. Sejumlah unjuk rasa juga terjadi pada Sabtu di Nashville, tempat pegiat menutup satu jalan, dan di Indianapolis. Unjuk rasa di San Fransisco juga menutup jalan tol, kata media setempat.

Ratusan pengunjuk rasa berjalan dari Balai Kota menuju Union Square di New York. Kerumunan itu berjumlah hingga sekitar seribu orang, menutup Fifth Avenue. Beberapa di antaranya menyerukan "Tidak ada polisi rasial, tidak ada keadilan, tidak ada perdamaian" saat hujan mengguyur New York.

"Saya merasa sangat ketakutan, sangat sedih. Dan marah mayat orang kulit hitam semakin menumpuk," kata Lorena Ambrosio (27), warga Amerika Serikat asal Peru dan seniman lepas. Kepolisian New York mengatakan menahan sejumlah pengunjuk rasa karena mereka menutup jalan tol besar kota itu.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement