Selasa 12 Jul 2016 21:41 WIB

Survei: Separuh Warga Eropa Tolak Pengungsi

Pengungsi dan migran meninggalkan kamp Idomeni di perbatasan Yunani-Makedonia dengan menggunakan bus, Selasa 24 Mei 2016.
Foto: AP Photo/Boris Grdanoski
Pengungsi dan migran meninggalkan kamp Idomeni di perbatasan Yunani-Makedonia dengan menggunakan bus, Selasa 24 Mei 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Sekitar separuh warga Eropa takut bahwa kedatangan pengungsi meningkatkan ancaman serangan di negara mereka, terutama di bagian timur, yang menilai pengungsi sebagai beban ekonomi, kata hasil survei Pew Research Center yang dirilis Senin (11/7).

Pew Research Center, yang berkantor di Washington, menemukan bahwa jumlah yang percaya bahwa pengungsi akan meningkatkan kemungkinan terorisme di negaranya itu, antara lain, 46 persen di Prancis, 52 persen di Inggris, 61 persen di Jerman, 71 persen di Polandia dan 76 persen di Hongaria.

Pemerintah Hongaria dan Polandia memimpin kritik atas upaya Uni Eropa sepanjang tahun lalu untuk menyalurkan pencari suaka di sekitar kelompok itu, sebagian besar dari Suriah dan Irak.

Kanselir Angela Merkel, yang mengawasi penyambutan sekitar satu juta pengungsi pada tahun lalu di Jerman, mengatakan pada Senin (11/7) bahwa kelompok garis keras memanfaatkan gelombang kedatangan untuk menyusup ke Eropa.

Saat ditanya apakah pengungsi menjadi beban karena mereka mengambil pekerjaan dan tunjangan petanggap di 10 negara disurvai memberikan jawaban beragam, dari 31 persen warga Jerman setuju hingga 82 persen warga Hongaria setuju.

Di Italia, 47 persen berpikir pengungsi lebih berpeluang untuk perilaku kriminal daripada kelompok lain, sedikit lebih tinggi dari di Swedia dan Hongaria. Namun hanya 13 persen dari warga Spanyol yang berpikir seperti itu. 

Saat diminta pendapatnya soal Islam, sekitar dua pertiga dari warga Polandia, Yunani, Italia dan Hongaria tidak memberikan penilaian baik, sementara kurang dari sepertiga warga Prancis, Jerman dan Inggris berpendapat sama.

Data Pew Research Center mencatat perubahan dari waktu ke waktu di beberapa negara. Di Jerman pada tahun 2005, hanya sembilan persen orang berpikir imigran Muslim ingin mengadopsi kebiasaan setempat, sedangkan sekarang 32 persen menganut pandangan itu.

Di Prancis, pandangan itu dimiliki oleh 43 persen orang, naik dari 36 persen pada 2005.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement