Sabtu 16 Jul 2016 06:49 WIB

Pelaku Teror di Nice Sering Bersikap Aneh dan Penyendiri

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Bayu Hermawan
Petugas darurat membantu menyelamatkan korban terluka serangan truk di Nice, Prancis, Kamis malam (14/7).
Foto: Eric Gaillard/Reuters
Petugas darurat membantu menyelamatkan korban terluka serangan truk di Nice, Prancis, Kamis malam (14/7).

REPUBLIKA.CO.ID, NICE -- Pelaku serangan Nice Mohamed Lahouaiej Bouhlel dihambarkan sebagai seorang penyendiri yang aneh. Hidup Bouhlel menjadi tertekan ketika dia bercerai dengan istrinya. Salah satu tetangga pelaku mengatakan bahwa Bouhlel menjadi tertekan dan bersikap aneh setelah berpisah dengan istrinya.

"Dia tinggal sendirian dan jarang berbicara dengan siapapun serta tidak begitu. Bahkan, dia juga tidak pernah membuka pintu untuk siapapun," ujar seorang wanita yang tinggal satu blok apartemen dengan Bouhlel kepada The Telegraph, Sabtu (16/7).

Bouhlel diketahui memiliki tiga orang anak dan memegang dua kewarganegaraan yakni Prancis dan Tunisia. Dia dikenal selalu bermasalah dengan hukum, dan pada Maret 2016 lalu pria berusia 31 tahun tersebut baru saja menjalani sidang di pengadilan karena kasus kekerasan.

Meski kerap terlibat dengan hukum, Bouhlel tidak memiliki hubungan dengan kelompok teroris dan tidak dalam pengawasan intelijen. Kepolisian Prancis telah menahan mantan istri Bouhlel untuk dimintai keterangan. Bouhlel diketahui meninggalkan kartu identitas Prancis untuk menyewa truk seberat 19 ton.

Bouhlel melajukan truknya ke arah kerumunan orang yang sedang merayakan Hari Bastille di Nice. Aksi tersebut merenggut nyawa 84 orang dan 10 diantaranya adalah anak-anak. Sementara itu, sekitar 50 orang lainnya berada dalam perawatan intensif di rumah sakit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement