REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Tiga puluh lima tahun setelah ia menembak Presiden AS Ronald Reagan dan tiga lainnya di luar sebuah hotel di Washington DC, hakim federal mengatakan John W Hinckley Jr akan dibebaskan dari rumah sakit jiwa.
Dalam keputusan pengadilan pada Rabu (27/7), dilansir dari The Washington Post, Hakim Distrik AS Paul L Friedman menulis, Hinckley (61 tahun) tidak lagi berbahaya bagi dirinya dan orang lain. Dia akan dibebaskan untuk tinggal penuh waktu dengan ibunya di Williamsburg, Virginia.
Dia akan dibebaskan pada 5 Agustus dengan banyak persyaratan. Beberapa syarat tersebut bisa dihapus setelah setahun jika Hinckley mematuhinya. Hinckley juga akan kembali ke St Elizabeths Hospital jika ia melanggar syarat yang ditentukan.
Perintah pembebasan tersebut menyatakan Hinckley harus berada dalam radius 50 mil di Williamsburg. Ia juga diwajibkan membawa telepon yang mudah dilacak dan memberitahukan kendaraan apa yang ia kemudikan.
Pengadilan melarangnya merusak histori di browser Internetnya, mengunggah konten ke Internet atau mengakses media sosial tanpa persetujuan tim perawatnya.
Hinckley juga harus melanjutkan kontak mingguan dengan terapisnya di Williamsburg, terapi bulanan di Washington dan bekerja sukarela tiga kali sepekan. Dia harus menghindari media, korbannya dan keluarganya, presiden AS dan anggota Kongres.
Hinckley berusia 25 tahun saat ia melukai Reagan, Sekretaris Media Gedung Putih James Brady, agen Dinas Rahasia AS Tim McCarthy dan polisi DC Thomas Delahanty dengan enam peluru Devastator dari pistol kaliber 22 pada 30 Maret 1981.
Seluruh korban berhasil selamat. Namun, Brady mengalami lumpuh sebagian karena tembakan di kepala. Dia menghabiskan beberapa tahun mengadvokasi pengendalian senjata sebelum kematiannya di 2014.
Hinckley mengatakan ia menembak Reagan untuk mencoba membuat aktris Jodie Foster terkesan setelah berulang kali menonton film Taxi Driver.