Rabu 03 Aug 2016 07:49 WIB

Peraih Nobel Kimia Asal Mesir Tutup Usia

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Dwi Murdaningsih
Ahmed Zewail
Foto: Reuters
Ahmed Zewail

REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Peraih Nobel kimia, Ahmed Zewail asal Mesir meninggal dunia di Amerika Serikat, Selasa (2/8). Juru bicara Zewail, Sherif Foad mengatakan penyebab kematian ahli kimia Mesir-Amerika ini masih belum diketahui.

"Penyebabnya masih belum diketahui, apakah karena kanker atau lainnya, dokter mengatakan kondisi Zewail cukup stabil saat terakhir kali ditemuinya pekan lalu," kata Foad.

Juru bicara Caltech mengonfirmasi berpulangnya Zewail tanpa memberi informasi lebih lanjut. Zewail yang tahun ini menginjak usia 70 tahun lahir di Damanhur, Mesir. Ia belajar di Universitas Alexandria, kota tempat ia dibesarkan.

Ia pindah ke Amerika Serikat untuk mendapat gelar PhDnya di Universitas Pennsylvania di Philadephia. Ia merupakan penasihat Presiden Barack Obama dan menjadi perwakilan sains AS pertama untuk Timur Tengah.

Zewail juga merupakan anggota California Institute of Technologi (Caltech). Ia menerima Nobel dibidang kimia pada 1999 untuk karya pionir dalam fotokimia, studi tentang reaksi kimia dalam skala waktu ultra pendek.

Ia adalah penulis dari sekitar 600 artikel saintifik dan 16 buku. Ia juga berjasa karena mengembangkan penelitian baru di bidang mikroskopi elektron empat dimensi.

Setelah menerima gelar PhD, Zewail melakukan penelitian postdoktoral di Universitas California di Berkeley. Ia bergabung dengan Caltech pada 1976. Ia jadi profesor kimia dan fisika di sana.

Ia menjadi warga naturalisasi AS pada 1982. Pada 2009, Obama menunjuk Zewali jadi Presien Dewan Penasihan Sains dan Teknologi. Pada November ia jadi wakil sains AS untuk Timur Tengah.

Zewail juga mulai bicara dalam isu politik yang terkait dengan negara asalnya. Pada 2014, ia mempublikasikan opininya di Los Angeles Times yang mendesak AS tetap mempertahankan hubungan dengan Mesir. Saat itu, pemimpin militer Abdel Fattah al-Sisi menggulingkan Presiden Mohameh Mursi setelah protes massa.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement