Rabu 03 Aug 2016 13:13 WIB

Erdogan: Barat Mendukung Terorisme

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menetapkan status darurat selama tiga bulan, Rabu (20/7), menyusul kudeta gagal pekan lalu.
Foto: Kayhan Ozer/Pool Photo via AP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menetapkan status darurat selama tiga bulan, Rabu (20/7), menyusul kudeta gagal pekan lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA  -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuding Barat mendukung terorisme dan pelaku kudeta. Hal itu ditegaskannya saat berbicara dalam pertemuan investor internasional di Istana Presiden, di Ankara, kemarin.

Erdogan mengkritik sikap pengadilan Jerman yang melarang pidatonya di depan pengunjuk rasa antikudeta di Cologne. Jerman, kata dia, justru mengizinkan pemimpin teroris kurdi PKK berbicara di sebuah festival di kota yang sama.

"Sekarang saya bertanya, apakah Barat mendukung terorisme dalam insiden ini? Apakah Barat berpihak dengan demokrasi atau pengudeta dan terorisme?" tanya Erdogan.

Presiden Erdogan sejak awal mencurigai keterlibatan asing dalam kudeta gagal 15 Juli lalu. Ia mengatakan, perencanaan kudeta dilakukan di luar negeri.

"Negara Barat mendukung teroris dan berpihak pada pengudeta, mereka tak memiliki luka separah kita," ujar Erdogan.

Baca juga, Kudeta Militer Turki Terkoordinasi Baik dan Hampir Berhasil.

Pemerintah Turki menuding Fethullah Gulen berada di balik kudeta. Turki telah meminta AS mengekstradisi Gulen, tetapi Paman Sam bergeming.

sumber : Anadolu Agency
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement