Jumat 05 Aug 2016 17:51 WIB

Ada Ancaman Serangan Roket dari Batam, Singapura Siaga

Singapura
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Singapura

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Kementerian Dalam Negeri Singapura merespons positif penggagalan serangan teroris ke negara mereka. Menurut Kementerian, mereka telah mengetahui tentang rencana serangan itu dan bekerja sama  dengan otoritas di Indonesia.

"Badan keamanan kami telah berkoordinasi dengan otoritas Indonesia setelah mengetahui rencana serangan. Hal ini untuk memonitor aktivitas kelompok itu dan siapa saja yang terlihat. Kami berterima kasih atas kerja sama baik dengan Indonesia dan tindakan untuk menangkal gerakan itu," tulis Kementerian.

Kemendagri menambahkan, polisi Singapura dan agen keamanan lain telah meningkatkan keamanan di daratan dan perbatasa menyikapi ancaman tersebut.

Baca juga, Ada Rencana Serangan Teroris ke Singapura dari Batam.

Menteri Dalam Negeri dan Hukum Shamugam meminta warga waspada. "Ini bukan suatu hal mengejutkan" ujarnya. Ia telah menyatakan ancaman itu berulangkali. Shamugam pun menyadari serangan ke Singapura yang akan dilancarkan menggunakan roket. 

Terduga jaringan teroris yang menamakan diri Khitabah Gonggong Rebus (KGR) ini merencanakan akan melakukan serangan ke Singapura dari Batam. Rencana penyerangan ini dilakukan oleh KGR pimpinan GRD dan teroris Bahrun Naim (BN) yang saat ini berada di Suriah.

Karopenmas Mabes Polri Brigjen Agus Rianto mengatakan, aksi penyerangan ini diduga sudah lama direncanakan. Yakni sebelum Bahrun Naim berangkat ke Suriah. "Rencana mereka untuk melakukan serangan ke negara tetangga itu kan dilakukan berdua. Kemungkinan sebelum BN berangkat ke Suriah. Karena sekarang kan BN ada di Suriah," ujar Agus di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (5/8).

Meski demikian kata dia, untuk lebih jelasnya akan segera diketahui setelah tim penyidik Densus 88 meminta keterangan terhadap GRD selaku pimpinan kelompok tersebut.

Saat ditanyakan dari mana Polri mengetahui adanya rencana penyerangan menggunakan roket itu, menurutnya Polri memiliki informasi tersendiri. "Kita punya data, kita punya peralatan dan informasi," ujar Agus.

sumber : Channel News Asia
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement