Senin 08 Aug 2016 05:28 WIB

'Anda Adalah Hadiah dari Tuhan, Erdogan!'

Rep: MgRol81/ Red: Teguh Firmansyah
Pendukung pemerintah dan oposisi , Ahad (7/8), menggelar demonstrasi persatuan tolak kudeta pada 15 Juli.
Foto: Reuters
Pendukung pemerintah dan oposisi , Ahad (7/8), menggelar demonstrasi persatuan tolak kudeta pada 15 Juli.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL --  Lebih dari satu juta warga Turki berunjuk rasa membela Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di lapangan Yenikapi, Istanbul, Turki, Ahad (7/8). Demontrasi terkaitan penolakan kudeta pada 15 Juli lalu.

Para pengunjuk rasa mengibarkan spanduk bertuliskan, “Anda adalah hadiah dari Tuhan, Erdogan!”  “Perintahkan kami untuk mati, maka kami akan melakukannya!”

Seperti dilansir dari Reuters, Erdogan menyatakan, unjuk rasa ini menunjukkan kepemimpinannya atas warga Turki. Selain mengecam upaya kudeta 15 Juli lalu, warga menggelar unjuk rasa untuk mengecam Eropa yang mengkritik respon agresif pemerintah Turki terhadap kudeta gagal tersebut.

Mereka tak terima jika pemecatan massal disebut sebagai respons yang berlebihan. Selain itu, para pengunjuk rasa pun turut mengecam keengganan Amerika Serikat untuk segera menyerahkan ulama yang dituduh mendalangi kudeta tersebut, Fethullah Gulen. "Dimanakah demokrasi?" tanya Erdogan. "Biarkan mereka memupuk teroris, itu akan datang memukul mereka."

Lapangan Yenikapi yang dibangun untuk menampung lebih dari satu juta orang, meluap. Seluruh ruas jalan tersumbat oleh kerumunan pengunjuk rasa. Seorang pejabat kepresidenan memperkirakan sekitar lima juta warga Turki bergabung dalam unjuk rasa ini.

Baca juga,  Kudeta Militer Turki Terkoordinasi Baik dan Hampir Berhasil.

Acara ini pun disiarkan langsung di layar yang terpasang di acara unjuk rasa lainnya yang digelar di 81 provinsi Turki lainnya.

"Biarkan kalian tahu, pemimpin dari kelompok teroris ini akan datang ke Turki dan membayar atas apa yang ia perbuat," ujar Perdana Menteri Turki Binali Yildrim yang mengacu pada Fethullah Gulen. Otoritas Turki menuding Gulen yang kini berada di AS berada di balik kudeta.  

Demonstrasi ini dibilang bersejarah karena menyatukan beragam faksi politik, baik partai pendukung pemerintah maupun oposisi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement