REPUBLIKA.CO.ID, ALEPPO -- Serangan gas beracun bersama dengan bom barel terjadi di Aleppo pada Rabu (10/8). Setidaknya empat orang tewas dan puluhan lainnya terluka dan harus menjalani perawatan di rumah sakit karena kesulitan bernapas.
Manajer rumah sakit Al Quds, tempat para pasien dirawat, Hamza Khatib mengatakan saat ini potongan baju dari pasien juga tengah diperiksa untuk memastikan jenis gas yang digunakan. Diyakini gas tersebut merupakan klorin.
"Hingga kini empat orang tewas akibat keracunan gas dan 55 terluka. Kami masih memeriksa jenis gas yang digunakan sebagai bukti," ujar Khatib kepada Reuters, Kamis (11/8).
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (HAM) mengatakan, gas dijatuhkan dari atas helikopter di wilayah Seif Al Dawla dan Zubdiya. Dua wilayah di Aleppo tersebut dikuasai oleh pemberontak.
Pemerintah Suriah yang dipimpin Presiden Bashar Al Assad telah mengirimkan pasukan untuk melakukan pengepungan di banyak wilayah Aleppo. Bersama dengan Rusia, operasi kemanusiaan untuk membebaskan warga sipil di daerah konflik digelar dalam beberapa pekan terakhir.
Baca juga, Turki Siap Bertempur Pertahankan Aleppo dari Rezim Assad.
Pasukan Pemerintah Suriah membantah menggunakan senjata kimia, seperti gas klorin selama konflik berlangsung di negara itu lima tahun lamanya. Demikian halnya dengan kelompok pemberontak yang menolak tuduhan menggunakan senjata yang dilarang secara hukum PBB.