Ahad 14 Aug 2016 07:33 WIB

Imam Masjid Ditembak, Jamaah Salahkan Donald Trump

Donal Trump
Foto: VOA
Donal Trump

REPUBLIKA.CO.ID, NEWYORK CITY — Pembunuhan terhadap imam masjid di Queens, Amerika Serikat pada Sabtu (13/8) menjelang sore menimbulkan kemarahan umat Islam setempat. Imam masjid, Alal Uddin Akongi dan asistennya Thara Uddin tewas mengenakan baju gamis yang sering digunakan Muslim. 

Jamaah masjid pun menganggap pembunuhan terhadap dua orang itu merupakan kejahatan rasial. “Itu bukan cara Amerika,”kata seorang warga lokal Khairul Islam (33 tahun) dilansir dari nydailynews. Dia juga menyalahkan calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump sebagai penyebab munculnya Islamofobia di Amerika Serikat. “Kami menyalahkan Donald Trump untuk ini. Trump dan dramanya telah menciptakan Islamofobia,”tambahnya. 

Puluhan Muslim terlihat marah saat memasuki tempat kejadian perkara (TKP). Mereka percaya bahwa penembakan itu memang menargetkan pemimpin spiritual. Karena itu, mereka pun menyebut peristiwa itu sebagai kejahatan rasial. 

"Kami hancur," kata Kobir Chowdhury, presiden dari masjid lingkungan kedua. "Kita perlu untuk mendapatkan ke bagian bawah ini. Kita perlu tahu apakah mereka melakukan ini hanya karena agama kita. "

Donald Trump memang menggunakan isu terorisme untuk bahan kampanye menjadi presiden. Hanya, dia menggeneralisasinya dengan larangan terhadap imigran Muslim di Amerika Serikat. Dia pun menyatakan tidak berubah pikiran soal larangan Muslim di AS. Dalam perkembangan terbaru, ia malah memperluas larangan tersebut.

Pekan ini, Trump menegaskan tidak akan mundur soal proposal melarang Muslim masuk AS. "Negara ini harus segera menghentikan imigrasi dari negara mana pun yang terkait terorisme," kata Trump. Ia tidak menyebut Muslim.

Banyak orang menyimpulkan, Trump sudah melunak. Karena, ia mendapat tekanan dari sekutu-sekutu utamanya, termasuk pasangan wakil presiden untuk lebih hati-hati dalam menyinggung Muslim.

 Trump mengatakan, larangannya sesuai dengan konstitusi AS dengan alasan untuk menjaga keamanan. "Saya mencintai konstitusi kita, saya menghargainya. Kita akan membuat larangan ini demi negara kita," katanya kepada Todd.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement