REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat mulai memperhitungkan langkah Rusia yang menggunakan pangkalan udara Iran untuk melakukan serangan udara di Suriah, Rabu (17/8). AS mencari tahu apakah ini melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB atau tidak.
Kementerian Luar Negeri AS melalui juru bicara Mark Toner mengatakan kejaksaan pemerintah belum memutuskan perkara tersebut. Mereka merujuk pada resolusi 2231 DK PBB yang disahkan sebagai bagian dari kesepakatan nuklir Iran.
Resolusi tersebut mengatur sejumlah interaksi militer antara Iran dengan negara lain, termasuk dalam hal pasokan, penjualan atau transfer teknologi militer. Selain itu, provisi pelatihan atau bantuan finansial terkait akuisisi teknologi baru.
"Sepengetahuan saya, (langkah) ini tidak hanya memasok sejumlah senjata tertentu pada Iran, ini lebih rumit dari itu," kata Toner. Menurutnya, kejaksaan masih meneliti perkara sehingga pemerintah belum membuat penilaian.
Rusia telah menggunakan pangkalan Iran sejak Selasa. Basis operasi yang lebih dekat dengan sasaran ini membuat Rusia terlibat lebih dalam di perang sipil berusia lima tahun itu. AS geram dengan putusan tersebut namun pejabat Rusia menolak kritikan AS soal ini pada Rabu.
Toner mengatakan selain mempertanyakan permasalahan pangkalan Iran, serangan udara Rusia juga dinilai tidak efektif. Mereka sering kali tanpa pandang bulu menghantam sipil dan kelompok oposisi moderat. "Ini tidak membantu karena akan terus memperumit situasi yang sudah sangat berbahaya," kata Toner.
Ia menambahkan, AS masih terbuka untuk koordinasi dengan Rusia dalam perang memerangi ISIS. Namun AS masih ingin merundingkan beberapa hal sebelum masuk pada kesepakatan kerja sama.
Salah satunya soal akses kemanusiaan. Rusia didesak untuk membujuk Presiden Bashar al-Assad agar memberikan akses untuk bantuan kemanusiaan pada warga sipil yang terjebak.
Dilansir dari Aljazirah, Rusia telah menegaskan penggunaan pangkalan udara Iran tidak melanggar resolusi PBB. "Tidak ada pasokan, penjualan atau transfer jet tempur untuk Iran," kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, Rabu dikutip kantor berita Rusia TASS.
Menurutnya, jet-jet yang digunakan angkatan udara Rusia sudah atas sepengetahuan Iran. Jet diperuntukan operasi anti-teror di Suriah atas permintaan sah dari pemerintah Suriah.