Sabtu 20 Aug 2016 11:11 WIB

Sandera yang Lolos dari Abu Sayyaf dalam Kondisi Sehat

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Perwakilan keluarga WNI korban penculikan kelompok Abu Sayyaf di Filipina mendatangi Direktorat Jenderal Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) di Jakarta, Senin (1/8).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Perwakilan keluarga WNI korban penculikan kelompok Abu Sayyaf di Filipina mendatangi Direktorat Jenderal Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) di Jakarta, Senin (1/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Luar Negeri RI memastikan dua WNI yang lolos dari penyanderaan kelompok militan Abu Sayyaf di Filipina berada dalam kondisi sehat. Keduanya adalah Muhammad Sofyan dan Ismail.

Saat ini keduanya masih berada di Zamboanga City dan telah selesai menjalani tes pemeriksaan. Selanjutnya, Sofyan dan Ismail masih dimintai keterangan lebih lanjut mengenai proses penyanderaan dan rincian lainnya yang terkait dengan hal itu untuk pembuatan Berita Acara Perkara (BAP).

"Pemeriksaan oleh otoritas Filipina sedang dilakukan untuk pembuatan BAP. Kemungkinan besar hari ini selesai dan setelah itu proses pemulangan ke Indonesia dilakukan," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir kepada Republika.co.id, Jumat (19/8).

Arrmanatha menjelaskan, proses pemulangan WNI yang lolos dari penyanderaan Abu Sayyaf kemungkinan dilakukan melalui Davao. Hal ini karena tidak ada penerbangan langsung dari Zamboanga City.

"Segera setelah BAP, kami akan melakukan proses pemulangan dua WNI. Kemungkinan mereka akan dibawa ke Davao terlebih dahulu dan dari sana melanjutkan penerbangan ke Indonesia," kata Arrmanatha.

Sofyan merupakan sandera pertama yang ditemukan oleh tentara Filipina. Ia ditemukan di Luuk, Pulau Jolo dalam keadaan mengambang dan terjebak di jaring ikan milik warga.

Beberapa jam setelah itu, Ismail ditemukan di daerah yang sama. Keduanya merupakan bagian dari tujuh awak kapal Indonesia yang diculik kelompok yang terkait dengan ISIS itu pada 20 Juni lalu.

Dari keterangan juru bicara militer Filipina, Filemon Tan, Sofyan dan Ismail mengaku sebagai korban penculikan yang mencoba melarikan diri. Setelah menemukan Sofyan, tentara mencoba menyisir wilayah Luuk untuk mencoba kemungkinan ditemukannya sandera Abu Sayyaf.

"Kami yang telah menemukan Sofyan kemudian mencoba memeriksa wilayah di sekitar Luuk dan menemukan Ismail. Ia mengatakan sebagai korban penculikan," ujar Tan dilansir Newssjs.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement