Rabu 31 Aug 2016 06:58 WIB

Sekolah di Afrika Selatan Cabut Larangan Berambut Keriting

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Rambut Keriting (ilustrasi)
Foto: istal.com
Rambut Keriting (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PRETORIA -- Aturan terkait rambut yang disebut bersifat rasis dari sebuah Sekolah Menengah Atas (SMA) di Pretoria, Afrika Selatan telah ditangguhkan, Selasa (30/8). Sekolah itu memiliki aturan agar para siswi tidak diperkenankan untuk membiarkan rambutnya keriting dan mengembang atau afro. Para siswa diminta untuk meluruskan rambutnya. Penangguhan ini dilakukan setelah protes anti rasisme dilakukan oleh sejumlah komunitas.

Para siswi yang merasa keberatan dengan aturan itu kemudian melakukan protes kepada pihak sekolah. Protes ini kemudian menyebar ke jejaring sosial Twitter dan membuat banyak orang di Afrika Selatan mengecam tindakan yang dinilai bersikap rasis.

Komunitas yang melakukan penyelidikan mengatakan aturan itu telah ditetapkan oleh sekolah Pretoria Girls High karena sejumlah alasan. Diantaranya adalah para siswi dengan gaya rambut keriting mengembang terlihat seperti binatang dan tidak menjaga kebersihan karena ada 'sarang' di kepalanya.

"Bahkan, penggunaan bahasa Afrika dilarang sama sekali di sekolah itu. Ini benar-benar tindakan rasisme," ujar pernyataan komunitas Pupil Hitam, dilansir dari BBC, Selasa (30/8).

Sementara itu, Menteri Pendidikan Gauteng Panyaza Lesufi mengatakan aturan semacam itu membawa Afrika Selatan seolah kembali ke zaman dahulu. Rasisme kulit putih yang dikenal sebagai politik apartheid terjadi di negara itu dalam waktu lama, namun berakhir pada 1994.

Pretoria Girls High telah didirikan sejak 1902 sebagai sekolah menengah atas yang multi rasial. Namun, selama era aprtheid, hanya orang kulit putih yang diperkenankan menempuh pendidikan di sana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement