REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan korban tewas dalam konflik Yaman yang terjadi selama 18 bulan mencapai 10 ribu orang. Angka tersebut mengalami peningkatan dari perkiraan sebelumnya sebanyak 6.000 orang.
Kantor hak asasi manusia (HAM) PBB mengungkapkan, koalisi pimpinan Saudi dianggap bertanggung jawab atas 60 persen kematian tersebut.
Koordinator Kemanusiaan PBB, Jamie McGoldrick, di ibukota Sanaa pada Selasa (30/8) mengatakan, data jumlah korban didapat dari informasi resmi milik fasilitas medis Yaman. Menurutnya, jumlah korban bisa bertambah mengingat beberapa daerah tidak memiliki fasilitas medis.
"Kami tahu jumlahnya mungkin jauh lebih banyak, tapi kami tidak bisa memberi tahu seberapa banyak," ujar McGoldrick seperti dilansir Aljazirah.
Ia menambahkan, jumlah fasilitas medis di Yaman tidak banyak dan ada pula yang tidak berfungsi dengan baik. Beberapa korban tewas bahkan sering kali dikuburkan tanpa catatan resmi.
Baca juga, Koalisi Arab Saudi Bantah Targetkan Warga Sipil di Yaman.
"Orang-orang yang terbunuh atau meninggal dunia banyak yang dikuburkan tanpa diketahui, kami tidak tahu bagaimana caranya mendata mereka," jelas dia.
Sebelumnya, pihak berwenang memperkirakan sampai 2016, korban tewas mencapai 6.500 orang. Sebagian besar korban jatuh adalah warga sipil.