Jumat 02 Sep 2016 13:51 WIB

Florida Perangi Zika dengan Pestisida Seadanya

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Andi Nur Aminah
Bayi berusia tiga bulan terlahir dengan mickrosefalia akibat virus zika yang mewabah
Foto: AP/Felipe Dana
Bayi berusia tiga bulan terlahir dengan mickrosefalia akibat virus zika yang mewabah

REPUBLIKA.CO.ID, FLORIDA -- Sebuah pesawat kecil terbang rendah sambil menyemprotkan pestisida untuk membunuh nyamuk di Wynwood, sebuah daerah di Miami, Florida. Penyemprotan dilakukan sebagai bagian dari upaya pencegahan setelah di tempat ini ditemukan nyamuk pembawa virus zika.

Penyemprotan dinilai bisa membunuh sedikitnya 90 persen nyamuk sasaran. Namun di Biscayne Bay, di Pantai Miami, penyemprotan dilakukan berbeda.

Karena banyak gedung bertingkat dengan hembusan angin yang besar, penyemprotan difokuskan di dasar tanah, menggunakan pestisida piretroid. Pestisida ini memang lebih aman, namun kualitasnya tidak terlalu bagus.

Kedatangan virus yang dapat menyebabkan cacat lahir dan melumpuhkan otak ini di Florida, membuat Amerika Serikat (AS) fokus memanfaatkan pestisida yang tersedia seadanya. Untuk membunuh jentik nyamuk dengan mudah, AS menggunakan larvasida.

Sedangkan untuk membunuh nyamuk-nyamuk yang sudah tumbuh besar, ada dua pestisida yang diizinkan untuk digunakan. Yaitu organofosfat dan piretroid. Namun keduanya memiliki kelemahan. "Ada kontrol yang ketat dalam penggunaan organofosfat. Piretroid lebih aman namun karena sering digunakan, di beberapa tempat, nyamuk telah kebal," ujar Michael Doyle, Direktur Florida Keys Mosquito Control District dilasnir Reuters.

Beberapa perusahaan membuat pestisida untuk digunakan untuk wabah penyakit tertentu. Namun, jenis pestisidanya terbatas dan sangat mahal didapatkan di pasaran.

Hal itu disebabkan oleh uji keamanan pestisida yang memakan biaya 250 dolar AS atau sekitar Rp 3 juta dan memakan waktu 10 tahun. Selama produk beredar di pasaran, perusahaan juga harus terus menguji efek samping dari pestisida tersebut. "Tidak ada banyak keuntungan yang di dapat," ujar Karen Larson, wakil presiden urusan peraturan Clarke Mosquito

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement