REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Sebuah dokumen resmi menunjukkan para politikus Australia menghabiskan lebih dari tiga perempat juta dolar AS untuk belanja bendera dalam waktu enam bulan.
Data terbaru tentang hak anggota Parlemen yang diterbitkan oleh Departemen Keuangan Australia menunjukkan anggota Parlemen dan Senator menghabiskan total 763.391,78 dolar AS (atau setara Rp 7,6 miliar) untuk belanja bendera antara periode 1 Juli 2015-31 Desember 2015.
Anggota Parlemen dari Partai Buruh, Matt Thistlethwaite menghabiskan paling banyak uang untuk belanja bendera dengan tagihan hampir mencapai 23 ribu dolar AS (atau setara Rp 230 juta). Anggota Parlemen dari Partai Liberal –yang baru digulingkan, Fiona Scott, menempati posisi kedua dengan total belanja 22.827,52 dolar (atau setara Rp 220 juta).
Laporan pengeluaran ini muncul menjelang Hari Bendera Nasional Australia yang membuat Asisten Menteri untuk Perdana Menteri James McGrath mengeluarkan pernyataan tentang simbol nasional tersebut.
Senator James mendorong masyarakat bergabung dengan Jaringan Bendera Persemakmuran sebagai bagian dari perayaan pada 3 September. Menurut Departemen Keuangan Australia, para politikus memiliki hak mendistribusikan bendera ke:
• Sejumlah organisasi seperti sekolah, dewan lokal, gereja-gereja dan kelompok-kelompok lain yang memiliki kesempatan menampilkan bendera di tiang bendera mereka.
• Organisasi masyarakat, siswa pertukaran Australia dan pekerja bantuan kemanusiaan yang melakukan kunjungan atau tugas resmi ke luar negeri.
• Anggota keluarga, atau mantan perwakilan organisasi, dan untuk digunakan pada pemakaman seorang veteran perang Australia.
Departemen Keuangan Australia menyatakan tak ada batasan-selain perluasan anggaran kantor-pada jumlah Bendera Nasional Australia, Bendera Aborijin dan Penduduk Selat Torres yang bisa dibeli.
Meski demikian, tak lebih dari 50 bendera besar per tahun keuangan yang bisa diberikan ke perorangan.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
