Ahad 04 Sep 2016 10:39 WIB

Obama Tekan Xi Jinping Soal Perselisihan Laut Cina Selatan

Red: Nur Aini
Pulau-pulau kecil dan terumbu karang yang tersebar di Laut Cina Selatan menjadi objek sengketa sejumlah negara di kawasan itu.
Foto: abc
Pulau-pulau kecil dan terumbu karang yang tersebar di Laut Cina Selatan menjadi objek sengketa sejumlah negara di kawasan itu.

REPUBLIKA.CO.ID, GUANGZHOU -- Presiden Amerika Serikat Barack Obama menekan Presiden Cina Xi Jinping mengenai perselisihan teritorial di Laut Cina Selatan, dengan mendesak Beijing memenuhi kewajiban hukumnya dan menekankan komitmen-komitmen AS kepada para sekutu regionalnya.

Ketegangan yang diakibatkan perselisihan soal perairan itu antara Cina dan para tetangganya diperkirakan akan mewarnai konferensi tingkat tinggi negara-negara Kelompok 20 (G20), yang berlangsung di kota Hangzhou, di bagian timur Cina, pada Ahad (4/9). Cina menginginkan KTT itu, acara terbesar 2016 di negara itu, berjalan lancar seperti terlihat dari sikapnya dan menghindari ketegangan dengan Washington.

Obama, yang masa tugasnya tersisa lima bulan lagi, ingin membubuhkan tandatangannya dalam perubahan kebijakan di Pasifik, sebagai penekanan bagi penggantinya di Gedung Putih yang akan terpilih pada November dan mulai bertugas 20 januari. Ia telah memberikan perhatian pada pengembangan hubungan lebih erat dengan negara-negara di Asia Tenggara dan dalam lawatan yang dijadwalkannya ke kawasan itu untuk menjamin para mitranya yang cemas akan keperkasaan ekonomi dan militer Cina.

Setelah lebih empat jam pertemuan-pertemuan dengan Xi dan para pejabat tingginya, Obama menekankan pentingnya bagi Cina "untuk mematuhi kewajiban-kewajibannya" kepada sebuah perjanjian maritim internasional dalam perselisihan itu mengenai hak-hak atas sebuah wilayah yang kaya minyak dan ikan.

Sebuah mahkamah di Den Haag membuat keputusan pada Juli bahwa Cina tak memiliki hak sejarah atas perairan di Laut Cina Selatan dan melarang hak Filipina, yang membawa kasus itu berdasarkan Konvensi PBB mengenai Hukum laut (UNCLOS).

Cina menolak keputusan itu dan menuduh Amerika Serikat memicu masalah di laut itu tempat klaim-klaim teritorialnya tumpang tindih dengan Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei, dan Taiwan. "Cina akan terus menjaga kedaulatannya dan hak-hak maritim di Laut China Selatan," kata Xi, menurut sebuah pernyataan di laman Kementerian Luar Negeri Cina. "Pada saat yang sama Cina akan mengusahakan penyelesaian perselisihan secara damai melalui konsultasi dengan para pihak yang langsung terlibat," kata Xi, mendesak AS "memainkan peran konstruktif" dalam perdamaian dan stabilitas kawasan tersebut.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement