REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Otoritas Israel mengembalikan jasad pemuda Palestina Bahaa Elayyan (22 tahun) setelah 325 hari kematiannya. Elayyan dibunuh oleh Israel setelah dia menyerang bus Israel pada 13 Oktober lalu dan membunuh tiga warga Yahudi dengan pisau dan pistol.
Elayyan dimakamkan di Yerusalem Timur di Kota Tua Yerusalem. Namun polisi Israel hanya memperbolehkan 25 orang hadir di pemakaman tersebut.
Ironisnya, keluarga Elayyan disuruh membayar 20.000 sekel kepada Israel atau sebanyak 5.292 dolar Amerika sebagai uang jaminan agar keluarganya mematuhi aturan.
Tentara Israel memastikan upacara pemakaman berjalan dengan aman. Mereka melarang orang-orang yang tak diundang hadir ke pemakaman.
Bahkan tentara Israel juga mengecek telepon masing-masing orang yang hadir dalam pemakaman Elayyan. Polisi Israel memfoto orang-orang yang menghadiri pemakaman tersebut.
Ayah Elayyan, Muhammad Elayyan mengatakan, salah satu hal tersulit bagi orangtua adalah menguburkan anak-anak mereka. "Israel menahan jasad anak-anak Palestina yang menjadi martir untuk menghukum dan menekan orang tuanya, ini menyedihkan."
Baca juga, Israel Kembali Rampas Tanah Palestina di Tepi Barat.
Menurut Muhammad, jasad anaknya mengalami sejumlah perubahan setelah disimpan terlalu lama di ruang pendingin oleh Israel. "Tubuh anak saya membeku terlalu lama setelah jasadnya ditahan Israel selama 10 bulan lebih, matanya masuk ke dalam tengkoraknya dan kulitnya sangat mudah rusak."
Ia, ujar Muhammad Elayyan, susah dikenali. "Saya bisa mengenalnya karena saya adalah ayahnya."
Di tubuh Elayyan terdapat tiga peluru. Salah satunya di dada.