REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Otoritas Irak memadamkan api di enam sumur minyak di wilayah Qayyara. Pasukan Irak telah merebut kembali wilayah itu dari Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) akhir bulan lalu. Tapi Pemerintah Irak harus menyelesaikan sejumlah masalah akibat ulah kelompok militan tersebut.
Sebelum melarikan diri, ISIS menyabotase infrastruktur minyak Qayyara. Mereka memicu kepulan asap hitam di langit selama berhari-hari dan minyak yang mengalir ke jalan utama.
Pemerintah mengatakan, sudah memadamkan api dari empat sumur pekan lalu. Tapi seorang perwira militer yang ditemui wartawan Reuters di daerah tersebut pada Ahad (4/9) mengatakan, api masih mengamuk.
"Pemadam kebakaran konsisten untuk mengeluarkan bahan peledak dari sumur-sumur, memadamkan api serta mencegah minyak mentah bocor ke sungai agar mencegah tidak terjadi polusi air," kata juru bicara Kementerian Perminyakan Asim Jihad. “Responden juga membangun dinding dan parit untuk mencegah minyak mengalir ke lingkungan perumahan,” tambahnya.
Jihad mengatakan, tiga sumur yang berada di luar kendali pasukan keamanan akan padam segera setelah mereka merebut Mosul, wilayah yang dikuasai ISIS.
Baca juga, Siapakah Pembeli Minyak ISIS?
Qayyara menghasilkan minyak mentah berat dan memiliki kilang kecil untuk memproses sejumlah minyak tersebut. Kementerian Perminyakan mengatakan pihaknya tidak akan melanjutkan produksi minyak di daerah Qayyara sebelum pasukan keamanan merebut kembali Mosul.
Qayyara dan Najma dulunya dapat memproduksi 30 ribu barel minyak mentah berat per hari sebelum dikuasai oleh ISIS.