REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Pemerintah Irak mengusir duta besar Arab Saudi, Thamer Al Subhan, dari negara itu, Kamis (8/9). Hal ini dilakukan menyusul penolakan Subhan mengakui dan mengecam tindakan sepupunya yang berperang atas nama Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Sepupu Thamer, bernama Abdel Saalam Al Subhan, dikonfirmasi oleh Pemerintah Irak telah tewas saat berjuang atas nama kelompok militan tersebut. Ia tewas sekitar dua pekan lalu saat ada pertempuran di dekat Mosul, kota di negara itu yang dikenal menjadi basis ISIS.
Thamer diminta oleh Pemerintah Irak untuk mengakui dan mengecam tindakan sepupunya yang bergabung dengan organisasi tersebut. Namun, ia dilaporkan bersikeras untuk tetap tidak melakukannya hingga rencana pengusiran dirinya dilakukan.
Pemerintah Irak telah meminta Arab Saudi untuk mencopot Thamer dari jabatannya. Ia ditunjuk sebagai duta besar di Irak pada tahun lalu.
Pada 25 tahun yang lalu, Arab Saudi menutup kedutaan besar di negara itu. Hal ini terjadi karena pada 1990, mantan presiden Irak, Saddam Hussein, melakukan penyerbuan di Kuwait dan membuat ketegangan antara negara di Timur Tengah itu.
Baca juga, ISIS Culik 300 Pekerja Pabrik.
Baghdad secara resmi meminta Riyadh untuk mengirim diplomat lain bertugas di negaranya. Namun, hingga Rabu (7/9) kemarin, Pemerintah Arab Saudi mengatakan mereka belum mengambil langkah-langkah untuk memindahkan Thamer.
"Meski ada kemungkinan mengganti duta besar yang bertugas di Irak, hal ini tidak akan mempengaruhi hubungan dua negara baik untuk sekarang dan masa depan," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Arab Saudi, Ahmad Jamal, dilansir the Independent, Kamis (8/9).
Selain itu, Arab Saudi juga menekankan hubungan dengan Irak akan semakin ditingkatkan. Dengan demikian, sebagai negara tetangga, kedua negara dapat bekerja sama dengan baik dalam berbagai bidang.