Sabtu 10 Sep 2016 01:05 WIB

Usir Perempuan Berhijab, Pemilik Salon Ini Terancam 6 Bulan Penjara

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Andi Nur Aminah
Merete Hodne, penata rambut Norwegia yang mengusir perempuan berjilbab dari salonnya
Foto: Independent
Merete Hodne, penata rambut Norwegia yang mengusir perempuan berjilbab dari salonnya

REPUBLIKA.CO.ID, BYRNE -- Seorang penata rambut Norwegia terancam menghadapi hukuman penjara enam bulan. Ia terancam hukuman setelah mengusir seorang wanita berjilbab keluar dari salon.

Merete Hodne (47 tahun) menolak mewarnai rambut Malika Bayan (24 tahun) dan mengatakan tidak ingin Bayan berada di salonnya. Bahkan Hodne mengklaim perempuan berjilbab itu melakukan diskriminasi terhadap pelanggan pria jika meminta mereka pergi dari salon dengan alasan tidak bisa menunjukkan rambut di depan para lelaki.

Insiden di sebuah salon di Byrne, barat daya Norwegia yang dilaporkan ke polisi Oktober lalu itu memerintahkan Hodne membayar denda. Sayangnya, ia enggan membayar denda sebesar 800 euro dan muncul di pengadilan pada Kamis (8/9).

Dilansir dari Independent Jumat (9/9), Hodne bisa dihukum enam bulan penjara jika terbukti mendiskriminasi Bayan. Saat berbicara kepada Norwegia TV2, ia mengaku takut simbol jilbab akan membunuhnya dan hal tersebut membuatnya cukup wajar untuk tidak memberikan pelayanan yang baik. Selain itu, dia mengatakan, seperti diketahui wanita berjilbab tidak bisa menunjukkan rambut kepada laki-laki.

"Salon saya adalah salon rambut laki-laki dan wanita. Itu akan menjadi sangat diskriminatif jika saya mengusir mereka dari lounge," ujarnya.

Ia menambahkan, kejahatan adalah ideologi Islam, kalangan Muhammad dan jilbab adalah simbol ideologi tesebut. "Seperti swastika untuk Nazisme," katanya.

Sementara itu, berbicara kepada saluran berita yang sama, Bayan merasa terganggu dengan perbuatan Hodne di negara bebas itu. "Norwegia adalah negara saya. Dia berbicara tentang bagaimana Islam menindas perempuan, tapi dia yang menindas saya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement