REPUBLIKA.CO.ID, BYRNE -- Malia Bayan (24 tahun), seorang Muslimah asal Norwegia, mengaku mendapat ancaman pembunuhan pascainsiden pengusirannya di salon milik Merete Hodne (47). Ia juga menerima banyak pesan kebencian. Sejumlah teror pun mengintainya. "Mereka mengatakan saya harus diperkosa. Ancaman-ancaman tersebut terus meningkat dalam beberapa hari terakhir dan menjadi lebih serius," ujar Bayan, dikutip dari Express.
Ia merasa khawatir ancaman tersebut akan benar-benar terjadi. Menurutnya, bisa saja seseorang tiba-tiba melakukan serangan kepadanya secara fisik.
Sebelumnya, Hodne dikenai denda sebesar 900 euro karena menolak Bayan di salonnya, di Byrne, Oktober lalu. Karena tidak bersedia membayar denda, Hodne dituntut penjara enam bulan di bawah hukum Norwegia.
Hodne didakwa setelah mendiskriminasi Bayan yang memakai hijab. Menurut dia, wanita berhijab tidak bisa menunjukkan rambutnya di depan pria, sedangkan salonnya untuk pria dan wanita, dan hal itu sangat menganggu.
"Akan sangat tidak adil jika saya menyuruh pria pergi dari lounge hanya karena seorang wanita tidak bisa menunjukkan rambutnya kepada mereka," kata Hodne.
Rencananya, Hodne akan mengajukan banding ke pengadilan dan mengatakan sikapnya itu dipengaruhi oleh organisasi anti-Islam yang diikutinya. Namun, ia mengaku tetap memandang hijab sebagai simbol totaliter. "Ketika saya melihat hijab, saya tidak berfikir agama, tetapi ideologi dan rezim totaliter," tutur dia di hadapan hakim.
(Baca Juga: Usir Perempuan Berhijab, Pemilik Salon Ini Terancam 6 Bulan Penjara)