Jumat 16 Sep 2016 13:50 WIB

Survei Kondisi Great Barrier Reef Gunakan Teknologi NASA

Sebuah alat sensor yang dipasang di papan jet Gulfstream IV ini akan memotret bagian-bagian di dalam karang.
Foto: nasa
Sebuah alat sensor yang dipasang di papan jet Gulfstream IV ini akan memotret bagian-bagian di dalam karang.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Teknologi paling mutakhir milik NASA sedang digunakan untuk menangkap gambar yang paling lengkap dari kondisi kesehatan kawasan terumbu karang Great Barrier Reef (GBR).

Sepanjang satu bulan ke depan, sebuah sensor yang dipasang di pesawat jet Gulfstream IV akan menangkap gambar dari enam bagian karang GBR yang terbentang mulai dari Selat Torres ke Heron Island. Peneliti utama dari Institut Ilmu Kelautan Bermuda, Eric Hochberg mengatakan mereka menyebutnya pesawat laboratorium terumbu karang atau Coral Reef Airborne Laboratory.

"Tidak seperti ponsel atau kamera SLR cerdas yang mengambil gambar dalam tiga warna, kamera ini mengambil gambar dalam 250 warna dari ultraviolet hingga inframerah. Dengan informasi sedetail itu, kita mampu mengetahui seperti apa atmosfer diatas terumbu karang GBR, kita bisa mengetahui seberapa dalam perairan disana, dan apa saja kandungannya dan tentu saja apa yang ada di bawahnya," katanya.

Dia mengatakan perspektif mata burung akan mengungkapkan lebih banyak tentang cara kerja ekosistem terumbu karang.

"Ketika anda melakukan penyelaman atau snorkelling anda harus mengenakan masker, yang sebenarnya menempatkan penghalang pemandangan. Dari jarak 28 ribu kaki kita bisa melihat keseluruhan terumbu karang, kita bisa melihat seluruh ekosistem dalam satu foto ketimbang melihatnya sedikit demi sedikit dan berusaha untuk menggabungkannya,” katanya.

Survei di dalam air ini dilakukan di Lizard Island di far north Queensland dan Heron Island di Queensland tengah untuk memverifikasi gambar dari mata burung ini. Ilmuwan peneliti senior dari CSIRO, Tim Malthus juga terlibat dalam proyek ini dan menggambarkannya sebagai kesempatan yang unik.

Survey terumbu karang NASA
Spektrum cahaya yang berbeda mengungkapkan alga, karang dan pasir untuk sensor on board.

"[Sensor prisma] adalah generasi berikutnya dari sensor yang pada akhirnya nanti akan terbang di sensor satelit ruang angkasa. Kita menggunakannya lebih dahulu," kata Malthus.

Dia mengatakan data yang didapatkan akan memungkinkan melakukan perbandingan dengan tingkat kesehatan sistem terumbu karang yang berbeda. "Kami tertarik untuk mengembangkan alat yang dapat membantu Pemerintah Queensland dan Pemerintah Federal mengelola karang - mereka perlu memahami kesehatan karang," katanya.

Terumbu Pasifik lainnya di Hawaii dan Palau juga akan diperiksa oleh laboratorium terbang. CSIRO dan University of Queensland bekerjasama dengan NASA dalam meneliti bagian di Australia dari proyek ini.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/survey-gbr-manfaatkan-teknologi-nasa/7845896
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement