Sabtu 17 Sep 2016 05:30 WIB

Sejarah Hari Ini: Pembantaian Warga Palestina di Kamp Pengungsian Beirut

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Monumen pembantaian warga Palestina di kamp pengungsian Beirut di Sabra, Beirut Selatan.
Foto: wikipedia
Monumen pembantaian warga Palestina di kamp pengungsian Beirut di Sabra, Beirut Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, Lebih dari 1.000 orang tewas dalam serangan pasukan Lebanon di Beirut Barat pada 17 September 1982. Pelaku adalah kelompok Kristen Falangis yang menyerang kamp-kamp pengungsi warga Palestina di Sabra dan Shatila.

Pembunuhan massal tersebut merupakan bentuk balas dendam atas pembunuhan Presiden Bashir Gemayel. Tentara Israel yang datang beberapa jam setelah Gemayel dibunuh, dituduh ikut membantu Lebanon melakukan pembantaian.

Jumlah korban tewas tidak terhitung. Namun, jurnalis pertama yang memasuki kamp pengungsian itu mengaku melihat ratusan mayat tergeletak.

Seorang perawat yang bekerja di Rumah Sakit Akka dekat Shatila mengatakan, pasukan Lebanon menembaki pengungsi tanpa pandang bulu.

"Salah satu anak menuturkan, pasukan Falangis itu menendang pintu dan menembak seluruh keluarga yang ada dihadapannya. Ia satu-satunya yang selamat," kata dia, dikutip dari BBC.

Pengungsi yang berusaha kabur juga tak terlepas dari tembakan. Pasukan bahkan juga menembak bayi-bayi yang ada di sana.

Presiden AS Ronald Reagan memberikan tanggapan atas pembantaian itu. Menurutnya, serangan itu sangat menakutkan, bahkan bagi dirinya sendiri. "Mereka yang berbuat jahat, harus mendapatkan kemarahan dan rasa jijik dari kami," kata dia.

Selanjutnya: Yordania Dilanda Perang Saudara

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement