Ahad 18 Sep 2016 15:11 WIB

Pesawat Tempur Australia Terlibat Serangan Militer di Aleppo

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, Pesawat tempur Australia terlibat dalam operasi militer koalisi pimpinan AS yang menewaskan puluhan tentara Suriah yang tampaknya keliru ditujukan untuk pejuang ISIS. Departemen Pertahanan Australia mengkonfirmasi kabar ini.

Antara 62 hingga 83 tentara Suriah yang memerangi militan ISIS dilaporkan tewas dalam serangan udara di sekitar Bandara Udara Militer Deir al-Zor di Timur Suriah. "Pesawat Australia termasuk di antara sejumlah pesawat internasional yang ambil bagian dalam operasi Koalisi ini," kata Departemen Pertahanan dalam sebuah pernyataan baru-baru ini.

"Australia tidak akan pernah dengan sengaja menargetkan unit militer Suriah yang dikenal atau secara aktif mendukung ISIS. Departemen Pertahanan Australia mengucapkan belasungkawa kepada keluarga personil Suriah yang tewas atau terluka dalam insiden ini."

Militer Rusia sebelumnya mengatakan dua pesawat F-16 dan dua pesawat jet A-10 yang terbang ke wilayah udara Suriah dari negara tetangga Irak melakukan serangan yang sebenarnya. Kedua jenis pesawat tempur ini tidak terdaftar sedang dioperasikan bersama dengan Angkatan Udara Australia (RAAF).

Serangan ini terjadi kurang dari seminggu sejak berlangsungnya gencatan senjata yang rapuh yang bertujuan untuk menghentikan pertumpahan darah didalam perang sipil yang telah berlangsung selama 5 tahun di Suriah ini, sebagaimana Rusia menuduh apa yang disebutnya sebagai "pemberontak moderat" yang menyebabkan gencatan senjata ini gagal.

'AS: ‘Rusia Perlu Hentikan Aksi ‘Point-Skoring’ Murahannya.

Militer AS dan Departemen Pertahanan Australia mengatakan serangan itu dibatalkan setelah Rusia menginformasikan pasukan koalisi bahwa personil militer Suriah dan kendaraan mereka kemungkinan terkena serangan ini.

Sekretaris pers Pentagon, Peter Cook mengatakan dalam sebuah pernyataan melalui email bahwa pejabat Rusia tidak menyuarakan keprihatinan mereka sebelumnya pada Sabtu ketika diberitahu bahwa pesawat koalisi akan beroperasi di wilayah gencatan senjata.

Sebanyak 15 negara Anggota Dewan Keamanan PBB bertemu setelah Rusia menuntut sidang darurat untuk membahas insiden tersebut dan menuduh koalisi pimpinan AS membahayakan kesepakatan Suriah dan membantu ISIS.

Duta Besar AS untuk PBB, Samantha Power, mengecam Rusia atas tindakannya tersebut.

"Rusia benar-benar perlu menghentikan aksi murahannya untuk disukai dan bersikap angkuh serta sok berjasa besar dan fokus pada apa yang penting, yang merupakan implementasi dari sesuatu yang kita dinegosiasikan dengan itikad baik dengan mereka," kata Power.

Ketika ditanya apakah insiden itu bisa memicu akhir dari kesepakatan Suriah antara Moskow dan Washington, Duta Besar Rusia untuk PBB, Vitaly Churkin mengatakan: "Ini adalah tanda tanya yang sangat besar."

"Saya akan sangat tertarik untuk melihat bagaimana Washington akan bereaksi. Jika apa yang Duta Besar AS telah dilakukan saat ini adalah indikasi dari kemungkinan reaksi mereka maka kita berada dalam masalah serius," kata Churkin.

Rusia Klaim Serangan Ini Membantu ISIS

Rusia mengatakan serangan, yang memungkinkan pejuang ISIS dalam waktu singkat mengambil alih posisi tentara Suriah di dekat Deir al-Zor, adalah bukti bahwa AS sedang membantu para militan jihad.

"Kami mencapai kesimpulan yang benar-benar menakutkan bagi seluruh dunia – kalau Gedung Putih membela ISIS. Sekarang tidak ada keraguan lagi mengenai hal itu," Kantor Berita RIA, Novosti mengutip pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova.

"Pesawat-pesawat tempur dari koalisi anti-jihad internasional melakukan empat serangan udara hari ini terhadap pasukan Suriah yang dikelilingi oleh ISIS di pangkalan udara Deir Ezzor," kata pihak militer Rusia dalam sebuah pernyataannya.

"Enam puluh dua tentara Suriah tewas dan seratus lainnya terluka dalam serangan tersebut.

Observatorium Suriah untuk kelompok monitoring HAM memberikan total korban 83 orang tentara Suriah tewas, dan mengatakan serangan itu adalah penggerebekan oleh tentara koalisi yang dipimpin AS.

Bandara udara milter menjadi lokasi pertempuran sengit

Aircraft A-10
Militer Rusia mengatakan pesawat tempur A-10 termasuk diantara pesawat militer yang terlibat dalam serangan di Alleppo.

Reuters: Ints Kalnins

Koordinasi antara AS, yang mendukung sejumlah pemberontak Suriah, dan militer Rusia, yang mendukung pemerintah Suriah, adalah isu yang kontroversial.

Rusia telah lama bersikeras mengenai sikapnya tersebut dan, jika gencatan senjata yang ditengahi oleh kedua negara berlangsung, kedua negara seharusnya mulai mengkoordinasikan serangan terhadap ISIS.

Rusia mengatakan insiden itu merupakan bukti AS telah bersikap keras kepala menolak untuk melakukan koordinasi sejauh ini.

Namun AS mengatakan koalisi sudah menginformasikan Rusia mengenai serangan yang akan mereka lakukan.

Tentara Suriah telah melakukan pertempuran sengit melawan tentara ISIS di sekitar bandara Deir al-Zor sejak tahun lalu.

Kantor berita yang terhubung dengan ISIS, Amaq mengatakan serangan koalisi ini juga telah memukul posisi ISIS di sekitar bandara, sementara ada juga laporan lain yang menyatakan bahwa pesawat Rusia membom target ISIS.

Situasi memburuk

Sementara itu pejabat militer Rusia mengecam kedua pihak baik Amerika Serikat maupun pemberontak utama atas penentangan gencatan senjata pekan lalu di Jenewa.

"Situasi di Suriah memburuk," kata Jenderal Rusia Vladimir Savchenko dalam sebuah briefing.

gencatan senjata sejauh ini telah berlangsung lima hari.

Berdasarkan kesepakatan AS-Rusia, jika gencatan senjata berlangsung selama tujuh hari dan akses kemanusiaan diberikan, Moskow dan Washington akan bekerja sama untuk menargetkan para pemberontak termasuk ISIS.

"Rusia mengerahkan semua upaya yang mungkin untuk menahan pasukan Pemerintah Suriahdalam gencatan senjata ini," kata Senior Umum Angkatan Darat Viktor Poznikhir.

"Jika pihak Amerika tidak mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melakukan tugasnya ini ... kemunduran dari gencatan senjata ini akan menjadi tanggung jawab Amerika Serikat,”

Dalam pernyataannya, Kementerian Pertahanan Rusia menuduh apa yang disebut "pemberontak moderat" sebagai penyebab kegagalan dari gencatan senjata ini.

Pasukan Suriah di Aleppo
Tentara Pemerintah Suriah berjalan di pasar al-Farafira yang telah hancur di kota yang dikuasai pemerintah Allepo.

AFP:Youssef Karwashan

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.

Diterjemahkan pukul 14:10 WIB, 18/9/2016 oleh Iffah Nur Arifah.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement