Kamis 22 Sep 2016 03:45 WIB

Duterte Kecam Uni Eropa, Ada Apa?

Rep: Puti Almas/ Red: Bilal Ramadhan
Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
Foto: AP Photo/Bullit Marquez
Presiden Filipina Rodrigo Duterte.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengecam Uni Eropa dengan kata-kata sumpah serapah, Rabu (21/9). Hal ini dilakukan olehnya setelah organisasi supranasional tersebut menentang tindakan adanya tindakan brutal dari pemerintah negara itu dalam upaya memberantas narkotika.

Duterte mengatakan parlemen Uni Eropa telah bertindak di luar batas dengan meminta dirinya menghentikan upaya memberantas kejahatan yang ada di negaranya. Ia menilai negara-negara di Eropa bersikap munafik, tanpa mengingat kesalahan mereka saat melakukan penjajahan di masa lampau.

"Uni Eropa bersikap munafik. Seperti halnya Prancis yang seakan memberi peringatan kepada kami untuk menebus dosa mereka sendiri saat era kolonial berlangsung," ujar Duterte dilansir BBC, Rabu (21/9).

Sejak Duterte resmi menjabat sebagai Presiden Filipina, setidaknya 3000 orang yang berkaitan dengan kejahatan narkotika tewas. Mantan Wali Kota Davao itu telah menyerukan pemberantasan peredaran obat-obat terlarang dan memberi wewenang kepada aparat keamanan melakukan tindak kekerasan, termasuk membunuh.

Tindakan keras itu menimbulkan banyak kecaman dari masyarakat internasional. Parlemen Eropa mengatakan khawatir adanya tingkat kematian yang tinggi selama operasi pemberantasan kejahatan dilakukan pihak berwenang Filipina. Mereka meminta agar Duterte mengadakan penyelidikan untuk keadilan.

Duterte merespon permintaan itu dengan mengecam kembali Uni Eropa. Ia menegaskan telah menegakkan keadilan, karena yang tebunuh adalah orang-orang bersalah.

"Siapa mereka yang berani mengkritik saya? Mereka justru telah membunuh ribuan orang tak bersalah di masa kolonial, berbeda halnya dengan saya yang menegakkan hukum," jelas Duterte.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement