Sebuah kapal feri bernama Joola terbalik dan tenggelam di perairan lepas Gambia pada 26 Desember 2002. Feri tersebut membawa 1.032 penumpang dan hanya 64 penumpang yang berhasil selamat dalam bencana maritim terburuk dalam sejarah negara itu.
Dilansir dari History, Joola saat itu sedang melakukan perjalanan dari Ziguinchor, Provinsi Casamance di selatan Senegal, menuju ibu kota Dakar. Feri buatan Jerman yang dibangun pada 1990 itu diduga kelebihan muatan yang seharusnya hanya boleh dinaiki oleh 800 penumpang.
Setelah dilakukan penyelidikan, diketahui ada banyak penumpang yang diizinkan naik meski tidak memiliki tiket. Selain itu, Joola juga ternyata mengalami masalah mesin dan tidak diizinkan berlayar selama satu tahun.
Pada 23 September 2002, Joola kembali mendapat izin beroperasi. Feri ini memiliki peralatan keselamatan moderen dan dioperasikan oleh kru yang berpengalaman.
Tidak ada bukti yang menunjukkan kru melakukan kesalahan yang menyebabkan kapal tenggelam. Selain kelebihan muatan, Joola juga harus menghadapi angin dan badai yang kuat.
Kapal terbalik di malam hari sehingga menyulitkan proses pencarian korban di lepas pantai Gambia. Ratusan penumpang dinyatakan hilang, namun kemudian jenazah mereka bermunculan di Sungai Gambia.
Presiden Senegal, Abdoulaye Wade turut berbela sungkawa atas insiden tersebut. Ia menyatakan masa berkabung nasional selama tiga hari dan memberikan bantuan kompensasi kepada keluarga korban.
Selanjutnya: Inggris Serahkan Hong Kong ke Cina Setelah 150 Tahun