"Ini adalah faktor Trump, banyak orang sadar bahwa duduk saja tidak cukup," kata Mansoor. Aman Ali, Muslim New York ini juga menyaksikan perubahan. Menurutnya, ia tidak pernah mendengar banyak Muslim bicara soal pemilu.
Pada 1990-an, sejumlah Muslim merencanakan boikot pemilu karena ini bukan sistem Islam. "Sekarang, kondisi berkebalikan, mengatakannya tidak Islam adalah sesuatu yang konyol, sekarang mereka berkata harus memilih," kata Ali.
Meski telah tertarik pada pemilu, Muslim juga masih khawatir dengan rival Trump, Hillary Clinton. Mantan menlu dan ibu negara ini juga terang-terangan mendukung Israel. Ia tidak menyebut kepentingan Palestina.
Memilihnya sama saja dengan membuat kondisi Timur Tengah tidak stabil. Ia pernah memilih direktur urusan Muslim dan menyambut komunitas. Namun ia juga membuat mereka jengkel.