REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Presiden Filipina, Rodrigo Duterte kembali melontarkan cibiran kepada Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama. Ini tak terlepas dari perang urat syaraf sebelumnya, terkait kritik AS atas kebijakan pemberantasan narkoba di Filipina dengan cara membunuh para pelaku narkoba.
Duterte menyayangkan sikap AS yang seharusnya membantu penanggulangan masalah narkoba. Filipina justru dikecam banyak pihak, mulai dari Uni Eropa, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) maupun lembaga hak asasi manusia.
"Jadi, Anda bisa pergi ke neraka, Obama, Anda bisa pergi ke neraka," katanya dilansir Reuters, Rabu (5/10).
Di samping itu, Duterte juga menyebutkan, penolakan AS untuk menjual beberapa senjata ke negara Filipina tidak menjadi masalah. Dia mengaku tak peduli karena masih ada Rusia dan Cina yang bersedia memasok senjata untuk Filipina.
"Jika AS tidak ingin menjual senjatanya, aku pergi ke Rusia. Aku mengirim para jenderal ke Rusia dan Rusia mengatakan, 'jangan khawatir, kami memiliki semua yang Anda butuhkan, kami akan memberikannya kepada Anda'. Begitu juga Cina yang menyambut kami dengan penandatanganan," kata dia.
Sementara ketika ditanyai tanggapannya terkait cibiran Duterte, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, John Kirby mengatakan komentar Duterte bertentangan dengan hubungan harmonis antara Filipina dan Amerika. Kirby menyebut, kedua negara menjalin kerjasama bilateral yang penting. Pada 2014, AS diberi akses untuk mendirikan fasilitas penyimpanan keamanan maritim dan operasi tanggap kemanusiaan dan bencana di Filipina.