REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Ribuan warga Filipina menggelar protes anti-Amerika Serikat (AS) di depan kantor Kedutaan Besar AS di Manila pada Rabu (19/10).
Para pengunjuk rasa berkumpul untuk menuntut diakhirinya kehadiran tentara AS di Filipina. Mereka juga mendukung imbauan Presiden Rodrigo Duterte untuk kebijakan luar negeri agar tidak bergantung kepada AS.
Tak berjalan lancar, protes anti-AS berujung aksi kekerasan antara petugas kepolisian dengan para pengunjuk rasa. Akibatnya, sebanyak 23 orang pengunjuk rasa ditangkap dan demonstran yang terluka dilarikan ke rumah sakit.
Hubungan Presiden AS Barack Obama dan Duterte memanas karena isu pembunuhan di luar hukum yang dituduhkan AS ke Filipina dalam menangani pengedar narkoba. Kesal dengan tuduhan AS, Duterte membalasnya dengan membuat serangkaian pernyataan kontroversial tentang Presiden Obama.