REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sejumlah pejabat dari Amerika Serikat (AS), dan negara-negara Barat lainnya melaporkan Iran telah meningkatkan jumlah pasokan senjata untuk Houthi, kelompok yang memerangi Pemerintah Yaman. Peningkatan ini terjadi dalam beberapa bulan terakhir dan membuat kekhawatiran perang yang berlangsung selama 19 bulan di negara itu terus berlanjut.
Beberapa jenis senjata yang dipasok untuk gerakan itu oleh Iran di antaranya adalah rudal serta senjata-senjata berukuran kecil lainnya. Menurut pejabat AS, senjata tersebut memiliki kategori paling mudah untuk menyerang pasukan koalisi negara itu di Yaman.
Penambahan pasokan senjata ini juga dibenarkan oleh beberapa pejabat Iran. Diduga, Houthi mendapat dukungan dari negara itu melalui hubungan dekat mantan presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh.
Selama ini, Iran mengaku mendukung Houthi sebagai otoritas yang sah di Yaman. Namun, pemerintah negara itu membantah telah memasok senjata untuk gerakan tersebut dengan tujuan perang.
Meski demikian, seorang dilpmat senior Iran mengonfirmasi terjadinya peningkatan secara terkait dukungan negara itu bagi Houthi sejak Mei lalu. Mulai dari senjata, uang, hingga pelatihan pasukan.
Pengiriman senjata untuk Houthi diduga banyak dilakukan secara terselubung melalui Oman, negara tetangga Yaman. Aktivitas penyelundupan tepatnya dilakukan di jalur darat wilayah perbatasan.
Baca juga, Koalisi Arab Saudi Bantah Targetkan Warga Sipil di Yaman.
Seorang pejabat senior AS telah memberitahu Pemerintah Oman mengenai keprihatinan tentang penyelundupan senjata tersebut. Negeri Paman Sam melihat negara itu dapat menjadi lawan strategis sekaligus sekutu penting di tengah konflik yang melanda Yaman.
"Kami telah memberitahu tentan keprihatinan kami terkait pengiriman senjata dari Iran ke Yaman, serta siapapun yang mempertahankan hubungan dengan Houthi termasuk Pemerintah Oman," ujar pejabat AS tersebut, Kamis (20/10).