REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Seorang senator Filipina meminta komunitas internasional lebih menekan Presiden Rodrigo Duterte, Senin (24/10). Ia menyeru Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) agar melakukan penyelidikan terhadap kebijakan pemberantasan narkoba Duterte.
Dalam wawancara dengan Guardian, senator yang juga advokat HAM, Leila de Lima mengatakan tindakan Duterte harus dihentikan. Ia juga meminta para pemimpin dunia untuk mengeluarkan sanksi untuk Duterte.
"Mereka (ICC) harus mulai berpikir untuk menyelidiki pembunuhan melawan HAM ini," kata dia. Menurutnya, hanya pihak internasional yang bisa melakukan sesuatu untuk menghentikan Duterte.
Sejak menjabat pada Juni, lebih dari 3.800 orang tewas dalam operasi pemberantasan narkoba. Lima mengaku merasa hidupnya terancam setelah bulan lalu dihapus dari penyelidikan soal pasukan pembunuh yang memburu pelaku narkoba.
Menurutnya, ia tidak bisa pulang ke rumah dan harus berpindah-pindah tempat tinggal. Informasi tentangnya telah dipublikasikan. "Saya merasa seperti seorang pencuri di rumah saya sendiri," kata Lima.
Baca juga, Duterte Menyesal Hina Obama.
Ia juga mengatakan, setelah nomor ponselnya dipublikasikan, ia menerima hampir 2.000 pesan kebencian dan ancaman pembunuhan. Lima adalah oposisi Duterte yang paling tinggi posisinya.
Ibu tiga anak ini mencoba mengungkap kebenaran d ibalik sejumlah aksi-aksi pembunuhan tak terpecahkan. Pada Agustus, sebagai ketua komite peradilan senat, ia meluncurkan sesi kesaksian untuk menyelidiki pembunuhan oleh 'pasukan pembunuh'.